Showing posts with label Pengukuran. Show all posts
Showing posts with label Pengukuran. Show all posts

Tuesday, 1 August 2017

Kuis Pengukuran

Soal berikut meliputi materi Pengukuran besaran panjang, volume, waktu, massa, Besaran Pokok, Besaran turunan, Satuan Internasional, dan satuan baku. Jumlah soal sebanyak 20.

Syarat: Untuk menjawab Kuis ini diharuskan LOGIN dengan akun gmail tiap siswa.
 

Thursday, 21 July 2016

Kuis Pengukuran

Soal berikut meliputi materi Pengukuran besaran panjang, volume, waktu, massa, Besaran Pokok, Besaran turunan, Satuan Internasional, dan satuan baku. Jumlah soal sebanyak 20.

Waktu pengerjaan soal adalah 1 minggu sejak diumumkan

Thursday, 1 October 2015

Fisika itu Susah, Rumusnya Puyeng?

FISIKA ITU SUSAH, RUMUSNYA PUYENG
Ungkapan pada judul di atas sangat sering diucapkan orang. Akibatnya sangat banyak orang memandang fisika sebagai ilmu yang bikin “susah hidup”, khususnya hidup para siswa dan mahasiswa. Mengapa Fisika banyak rumus begitu? Apa tidak bisa tanpa rumus? Kalaupun ada, jangan susah-susah amat gitu. Cukup misalnya a + b atau c/d. Dan kalaupun yang susah, cukuplah kuadratik atau akar saja.
Supaya terlihat “aura” rumus fisika, mari kita coba selesaikan persoalan berikut. Seperti yang pertanyaan yang diposting teman kita sebelumnya, ada dua baterei dengan tegangan 3 V dipasang paralel dengan tegangan 9 V. Berapa tegangan hasil paralel? Bagaimana cara kita mengetahuinya?
Cara yang termudah adalah mengambil voltmeter. Hubungkan dua baterei secara paralel dan ukur tegangannya dengan voltmeter maka diperoleh hasilnya. Pertanyaan: apakah semua orang punya voltmeter? Bagaimana kalau tidak ada voltmeter? Atau bagaimana kalau voltmeter yang kita punya sudah soak, rusak, atau kemampuan pengukuran tidak sesuai dengan tegangan baterei? Bagaimana cara mennentukan tegangan baterei tersebut? Nah, di situlah peranan rumus. Kita tidak butuh voltmeter, tidak perlu keluar uang buat beli voltmeter. Hanya dengan rumus maka tegangan dapat ditentukan. Sederhana bukan?
Andaikan kita punya voltmeter dan berhasil mengukur tegangan hasil paralel dua baterei. Sekarang kita ganti baterei dengan baterei yang memiliki tegangan yang berbeda. Lalu berapa tegangan hasil paralel? Dengan voltmeter kita harus mengukur lagi. Bayangkan, kalau tiap kali kita menenentukan tegangan paralel baterei kita harus mengukur, berapa waktu dan tenaga yang harus kita buang? Tetapi dengan rumus kita bisa menghitung dengan mudah baterei tegangan berapa pun yang kita pasang. Nah, apakah rumus di sini menyusahkan hidup kita atau justru mempermudah?
Bayangkan apa yang terjadi kalau Newton tidak menemukan rumus gravitasi universal. Tidak akan ada teknologi penerbangan, tidak akan ada peluncuran roket, satelit, pesawat luar angkasa. Jika satelit tidak diluncurkan maka tidak akan ada telekomunikasi (TV, telepon, internet, dll), tidak akan ada GPS, teknologi penerbangan tidak akan berkembang, dan lain-lain. Rumus gravitasi Newton memungkinkan ilmuwan dan teknokrat menentukan orbit satelit, jalur peluncuran roket dan pesawat luar angkasa, bobot pesawat, dan sebagainya. Apakah rumus ini menyusahkan hidup kita?
Rumus dalam fisika adalah alat untuk memudahkan manusia menyelesaikan persoalan fisis yang dihadapi. Rumus dibangun oleh ilmuwan agar orang bisa langsung menggunakan dan tidak perlu selalu mulai dari awal. Walaupun perjalanan untuk menurunkan rumus tersebut sering kali melibatkan matematika yang rumit.
Hukum-humum dasar fisika sebenarnya sangat sederhana dan mengandung rumus yang sederhana pula. Contohnya, mekanika klasik hanya diberikan oleh hukum II dan III Newton (hukum II : gaya = perubahan momentum atau F = delta p/ delta t. Hukum III : gaya aksi = negatif gaya reaksi). Rumus tampak menjadi ramai ketika diterapkan untuk menyelesaikan persoalan yang berbeda. Dan ini harus ditempuh karena persoalan yang berbeda memiliki sifat yang berbeda sehingga jika padanya diterapkan rumus dasar yang sama dan sederhana maka rumus akhir yang diperoleh memiliki bentuk yang berbeda.
Contohnya, hukum II Newton diterapkan pada benda jatuh memiliki bentuk akhir yang berbeda dengan penerapan pada benda yang bergerak di atas bidang kasar, dan memiliki bentuk akhir yang berbeda dengan benda yang bergerak di ujung pegas.
Kalau kita belajar fisika sebagai mata pelajaran yang mengandung banyak rumus, kita tidak akan merasa nyaman. Namun, jika kita belajar untuk memahami, maka kita akan sangat mengerti betapa penting dan luar biasanya rumus-rumus tersebut. Apa yang akan kita lakukan jika ada orang yang meminta membuat trafo penurun tegangan dari 220 V menjadi 25 V dengan daya 100 watt, kawatnya tidak mudah terbakar dan biaya semurah mungkin? Jika mengetahui rumus fisika tentang ggl induksi, hubungan antara hambatan dan dimensi kawat, hukum Ohm maka kita dapat langsung membayangkan akan menggukanan kawat jenis apa, diameter berapa, panjang berapa, berapa gulungan, dan lain-lain. Walaupun perkiraan kita tidak benar-benar eksak, namun tidak akan terlampau jauh dari yang sebenarnya. Dengan demikian kita dapat menghindari peluang coba-coba yang terlalu sia-sia.
Kalau kita tidak memahami rumus-rumus di atas, apa yang harus kita lakukan? Melakukan ratusan atau ribuan kali coba-coba?
Sumber tulisan: Status update Mikrajuddin Abdullah di facebook

Friday, 5 September 2014

Pengertian Vernier atau Nonius

Pada jangka sorong, terdapat skala yang disebut skala nonius. Mungkin penamaan nonius ini hanya ditemui pada buku fisika Indonesia, sebab pada literatur berbahasa Inggris tidak saya temui sebutan nonius. Yang ada adalah vernier. Misalnya pada kamu lengkap Fisika Oxford atau Oxford Dictionary of Physyics disebutkan sebagai berikut.

Vernier, (adalah) Skala tambahan pendek yang ditempatkan di samping skala utama pada alat ukur sehingga memungkinkan sub-pembagian pada skala utama dapat dibaca dengan lebih teliti. Skala vernier biasanya ditera (dikalibrasi) sehingga masing-masing pembagiannya adalah 0,9 dari pembagian skala utama. Nol pada skala vernier diatur pada pengukuran yang dilakukan pada skala utama dan dengan memperhatikan pembagian pada skala vernier yang tepat segaris (berimpit) dengan pembagian skala utama, akan dapat diperoleh nilai desimal kedua dari pengukuran tersebut (lihat gambar di bawah). Perangkat ini diciptakan oleh Pierre Vernier (1580-1637) sekitar tahun 1630.


membaca skala nonius

Pertama, nilai skala utama yang dibaca atau dicatat adalah angka skala utama sebelum angka nol vernier atau nonius, sehingga dari gambar: Skala utama = 3.
Kedua, garis skala vernier atau nonius yang tepat berimpit dengan garis skala utama adalah di angka 6 skala vernier, sehingga didapat 0,6.
Ketiga, dari pembacaan skala utama dan skala venier diatas menghasilkan angka 3,6 sebagai hasil pengukuran.

Tulisan ini sebagai pelengkap informasi cara membaca skala utama dan skala nonius (vernier) pada jangka sorong.

Referensi: Kamus Lengkap Fisika Oxford. Alan Isaacs, BSc, PhD. DIC. Penerbit Erlangga, Tahun 1997.

Friday, 29 August 2014

Jangka Sorong untuk Mengukur Besaran Panjang

Salah satu alat ukur fisika dasar adalah Jangka Sorong atau dalam bahasa Inggris disebut Vernier Caliper. Jangka sorong adalah alat yang digunakan untuk mengukur besaran panjang, yakni digunakan dalam hal pengukuran diameter luar, diameter dalam dan kedalaman lubang, dengan ketelitian tertentu. 

Jangka sorong terdiri dari dua pasang "rahangg': sepasang untuk pengukur luar dan sepasang untuk pengukur dalam. Dari pasangan itu ada rahang yang tak bergerak, disebut rahang tetap, dan ada yang dapat digeser-geser, disebut rahang geser. Pada rahang tetap terdapat batang skala yang diberi skala dalam cm dan mm.

gambar jangka sorong
Gambar Jangka Sorong



Keterangan gambar:
a. Rahang pengukur bidang lubang
b. Rahang tetap
c. Rahang bergerak
d. Skala utama (metrik dan inci)
e. Skala nonius (metrik dan
f. Mur pengunci
g. Batang pengukur

Skala pada jangka sorong ada 2, yaitu skala utama skala nonius.
  1. Skala utama terdiri dari skala standar yang pembagiannya sama seperti pada penggaris biasa.
  2. Skala nonius dibagi ke dalam beberapa bagian tertentu, berdasarkan ketelitian yang dibuat oleh jangka sorong yang bersangkutan.


Jangka sorong memiliki berbagai macam tingkat ketelitian, di antaranya :

a. Dengan ketelitian 0,1 mm.
Pada skala nonius, 9 mm dibagi menjadi 10 bagian yang sama. Jadi 1 skala panjangnya : 9/10 mm. Satu bagian skala utama panjangnya 1 mm. 
Selisih dari kedua skala ini adalah : 1 mm - 0,9 mm = 0,1 mm. Jadi jangka sorong ini ketelitiannya 0,1 mm. 

b. Dengan ketelitian 0,05 mm
Pada skala nonius, 39 mm dibagi menjadi 20 bagian yang sama. Jadi 1 skala 39 panjangnya : 39/10 mm = 1,95 mm. Dua bagian skala utama panjangnya 2 mm.
Selisih dari kedua skala ini adalah: 2 mm - 1,95 mm = 0,05 mm. Jadi jangka sorong ini ketelitiannya 0,05 mm.

c.  Dengan ketelitian 0,02 mm
Pada skala nonius, 49 mm dibagi menjadi 50 bagian yang sama. Jadi 1 skala panjangnya: 49/10 = 0,98 mm. Satu bagian skala utama panjangnya 1 mm. Selisih dari kedua skala ini adalah: 1 mm - 0,98 mm = 0,02 mm.
Jadi jangka sorong ini ketelitiannya 0,02 mm

Sesuai dengan fungsinya untuk mengukur diameter luar, diameter dalam dan kedalaman lubang, posisi benda untuk tiap pengukuran tersebut tidaklah sama, sebagaimana gambar berikut:

1) posisi benda pada pengukuran diameter luar

posisi benda pada pengukuran diameter luar


2) posisi benda pada pengukuran diameter dalam

posisi benda pada pengukuran diameter dalam


3) posisi benda pada pengukuran kedalaman lubang

posisi benda pada pengukuran kedalaman lubang



Referensi:
Fisika 1 untuk Sekolah Menengah Umum kelas 1. Nyoman Kertiasa. Jakarta: Depdikbud. 1996
Pedoman Pendayagunaan Laboratorium dan Alat Pendidikan IPA. Jakarta: Depdikbud. 1994.


Wednesday, 13 August 2014

Kesalahan Fatal Akibat Kesalahan Konversi Satuan

Secara umum, sistem satuan SI lebih banyak digunakan diberbagai negara. Namun demikian, ada beberapa negara yang masih sering menggunakan satuan bukan sistem SI, misalnya Amerika Serikat. Amerika menggunakan sistem satuan U.S.

Costumary Unit


Costumary Unit atau biasa disebut sistem satuan Inggris. Sistem satuan ini memiliki satuan dasar kaki (untuk panjang), pound (untuk berat, bukan massa), dan sekon (untuk waktu). Walaupun demikian, sebagian kegiatan sehari-hari telah menggunakan sistem satuan SI, sehingga konversi satuan memiliki peran yang cukup besar di Amerika Serikat.

Pada tahun 1999, terjadi kekecewaan warga Amerika terhadap NASA, karena sebuah pesawat ruang angkasa berbiaya 125 juta dollar Amerika yang didesain akan mengorbit Mars ternyata justru lepas dari orbit dan hancur di planet tersebut.

Perusahaan pembuat roket pendorong untuk pesawat ruang angkasa tersebut memberikan informasi mengenai spesifikasi roket tersebut dalam sistem satuan U.S Costumary Unit, tetapi para ilmuwan di NASA yang mengendalikan roket tersebut mengira bahwa angka-angka yang tercantum dalam spesifikasi roket tersebut dinyatakan dalam sistem satuan SI.

Arthur Stephenson, kepala penyelidik untuk kegagalan pesawat ruang angkasa tersebut menyatakan bahwa "akar masalah" dari kehancuran pesawat ruang angkasa tersebut adalah kesalahan konversi satuan pada sebuah software pengendali di NASA.

Sebuah proyek yang sangat mahal harus berantakan gara-gara kesalahan konversi satuan. Inilah sebabnya mengapa pencantuman satuan pada sebuah angka memiliki arti yang sangat penting.

sumber: Terpadu Fisika SMA Jilid 1A untuk kelas X Kurikulum 2004. Bob Foster. Penerbit Erlangga. 2004

Thursday, 7 August 2014

Lambang, Simbol atau Singkatan?

Ketika mempelajari mengenai Besaran dan Satuan pada mata pelajaran Fisika SMA kelas X, kita mengenal yang namanya besaran pokok atau besaran dasar. Ada 7 besaran pokok, yaitu panjang, massa, waktu, arus listrik, suhu, intensitas cahaya dan jumlah zat. 

Pada buku-buku fisika untuk SMA, biasanya tujuh besaran pokok tersebut disajikan dalam satu tabel, dengan 3 kolom. Kolom pertama adalah nama besaran, satuan dan lambang. Untuk kolom lambang, kadang ada penulis buku yang menuliskannya dengan simbol. 

Salah satu tabel saya ambil dari buku Olimpiade Fisika ditulis oleh Yohanes Surya, M.Sc. Ph.D. Edisi Pertama 1996. untuk Sekolah Menengah Umum Caturwulan Pertama kelas I. Penerbit: Primatika Cipta Ilmu Sebagai berikut:

tabel besaran pokok


Karena, dimuat pada sub judul besaran pokok, maka kesannya kolom ketiga menjelaskan bahwa isinya adalah lambang dari kolom pertama, yaitu besaran. Misalnya untuk waktu, satuannya adalah detik dan lambangnya adalah s. Apabila waktu satuannya adalah detik, maka memang benar begitu. Tetapi apabila dikatakan lambang dari waktu adalah s, maka ini tidak kita temui dalam rumus-rumus fisika yang ada di buku-buku SMA. Huruf s (huruf kecil) biasanya digunakan sebagai lambang untuk jarak, sedangkan lambang untuk waktu adalah t (huruf kecil). Sehingga sebagian penulis buku lebih suka menuliskan "singkatan" daripada "lambang" atau "simbol" pada kolom ketiga. Salah satunya adalah pada buku Fisika, untuk SMA dan MA kelas X, penulis Mikrajudin Abdullah, Penerbit GAP Gelora Aksara Pratama tahun 2006, tabel nya sebagai berikut:

tabel satuan besaran pokok

Contoh lainnya yang menggunakan "singkatan" adalah pada buku Seribu Pena Fisika SMU Kelas 1, Penulis Marthen Kanginan, Penerbit Erlangga, Tahun 1999. Sebagai berikut

seribu pena satuan besaran pokok

Contoh lainnya yang menggunakan "singkatan" adalah pada buku terbitan Widya Utama berikut: (saya masih belum tahu siapa penulisnya), 

satuan besaran pokok widya utama

Selanjutnya pada buku Cerdas Belajar Fisika untuk kelas X, Penulis Kamajaya, dituliskan dengan "lambang satuan", sebagai berikut:

kamajaya

Sehingga dapat disimpulkan bahwa memang kolom ketiga, yaitu lambang atau singkatan itu lebih tepatnya adalah sebagai lambang dari satuan yang digunakan, bukan sebagai lambang dari besaran pokoknya. Misalnya pada besaran panjang, satuannya adalah meter. Selanjutnya satuan meter dilambangkan dengan m.

Oleh karena itu pada kamus lengkap Fisika Oxford, judul dari tabel tersebut adalah: Tabel Satuan SI dasar dan tambahan sebagaimana bisa dilihat disini.


Wednesday, 18 June 2014

Seberapa kecil sih sebuah atom ?

Sangat sulit untuk membayangkan ukuran atom karena sangat sangat sangaaaaat kecil!
Jika kamu pernah melihat bangunan Planetarium Hayden (Hayden Sphere) di New York, adalah sebuah bangunan planetarium berbentuk bola dengan diameter 27 meter (sekitar setinggi bangunan 6 lantai), maka apabila kita membayangkan sel darah merah kita diperbesar seukuran planetarium tersebut, maka rhinovirus (virus berbentuk bola) akan seukuran bola dengan diameter 7 cm.

Jika Rhinovirus diperbesar seukuran Planetarium Hayden, maka sebuah atom akan berukuran bola basket!
Masih belum kebayang ya...karena ukuran atom adalah dalam orde piko meter (seper seribu milyar).

sumber


Monday, 16 June 2014

Soal latihan Massa Jenis

Massa jenis tembaga 8,9 . 10Kg/m3. Volum dari sebuah gelag tembaga yang massanya 15 gram adalah ....

A. 0,6 cm3
B. 6,0 cm3
C. 1,7 cm3
D. 17 cm3
E 134 cm3


Sumber: Seribu Pena Fisika SMU Kelas 1, Erlangga, 1999, Marthen Kanginan


soal cincin tembaga

Saturday, 10 May 2014

Soal Latihan Amperemeter 5

Perhatikan  kembali  gambar  alat ukur  listrik pada  soal  sebelumnya di  atas.  Dalam  keadaan sedang  mengukur seperti itu,  tombol diputar sehingga menunjuk  ke  arah  nilai 250  V. 

saklar amperemeter


Posisi jarum penunjuk akan terlihat ...

jarum Amperemeter


Sumber: Mandiri Fisika untuk SMA/MA Kelas X. Djoko Nugroho. Penerbit Erlangga. 2009


Soal Latihan Amperemeter 4

Sebuah multimeter yang sedang digunakan untuk pengukuran terlihat  seperti  dalam gambar di bawah.

Soal Amperemeter


Berapakah hasil  pengukurannya?
A.  120 volt
B.  102 volt
C.  60 volt
D.  22 volt
E.  4,2 volt


Soal Latihan Amperemeter 3

Sebuah  voltmeter  dapat dirakit  dengan  cara sebagaiberikut'
A.  sebuah  amperemeter  diseri  dengan sebuah hambatan
B.  sebuah amperemeter  diparalel  dengan sebuah  hambatan
C.  sebuah  galvanometer  diseri  dengan  sebuah hambatan
D.  sebuah  galvanometer  diparalel  dengan sebuah  hambatan
E.  sebuah  ohmeter  diseri dengan  sebuah hambatan

amperemeter


Sumber: Mandiri Fisika untuk SMA/MA Kelas X. Djoko NUgroho. Penerbit Erlangga. 2009

Friday, 9 May 2014

Soal Latihan Amperemeter 2

Perhatikan  gambar berikut  ini.

soal amperemeter


Jika  nilai skala yang  ditunjuk  jarum adalah 2,4, berapakah  hasil  pengukuran  tersebut?
A.  4,80  A
B.  3,20 A
C.  2,40
D.  0,96  A
E.  0.24  A

Sumber: Mandiri Fisika untuk SMA/MA Kelas X. Djoko NUgroho. Penerbit Erlangga. 2009

Soal Latihan Amperemeter

Sebuah  ammeter  digunakan  untuk  mengukur kuat  arus listrik  yang  melewati  lampu  B dalam rangkaian  di  bawah  ini.

Amperemeter


Amperemeter 2


Amperemeter 3


Amperemeter 4

Manakah gambar yang benar?
A.  gambar 1 dan gambar 3
B.  gambar 2 dan gambar 4
C.  gambar 1, gambar 2, dan gambar 3
D.  gambar 3 dan gambar 4
E.  gambar 4 saja


Kunci Jawaban: B

Sumber: Mandiri Fisika untuk SMA/MA Kelas X. Djoko NUgroho. Penerbit Erlangga. 2009

Alat Ukur Listrik Amperemeter Voltmeter

Amperemeter
Amperemeter  atau  ammeter  adalah  alat  untuk mengukur  kuat  arus pada suatu  rangkaian. Amperemeter dalam  suatu rangkaian  disimbolkan dengan gambar  seperti  di  samping. 

Untuk  mengukur  kuat arus  yang  mengalir  melalui suatu  cabang  rangkaian  dengan  menggunakan ammeter.  Anda harus  memutus  untuk  sementara cabang  itu  di sembarang  tempat.  Kemudian pasanglah ammeter secara  seri di tempat  itu.

Karena dipasang  seri,  pemasangan hambatan  dalam  suatu  ammeter  harus
sangat  kecil. Kalau  tidak,  pemasangan ammeter  secara  seri  pada suatu cabang
akan  merubah  nilai hambatan  total  yang dimiliki  oleh  cabang  itu.  Akibatnya,
arus  yang  mengalir pada  cabang itu  berubah  terukur  bukan  yang  sebenarnya.

Voltmeter
Voltmeter digunakan  untuk  mengukur beda  tegangan  antara  dua  titik  pada suatu rangkaian  secara langsung.  Dalam  rangkaian  listrik,  voltmeter  dilambangkan seperti  gambar  di  samping. 

Berbeda dari  pemakaian  ammeter,  pemakaian voltmeter  lebih  sederhana,  yaitu menghubungkan ujung-ujung  voltmeter dengan  dua titik  yang  hendak diukur  beda  tegangannya.

Karena harus  dipasang  paralel dengan  peranti-peranti  yang  akan diukur beda potensial  ujung-ujungnya, voltmeter  yang baik  harus  memiliki  hambatan dalam yang sangat  besar.  Hal ini  dilakukan  agar hambatan total  rangkaian  paralel voltmeter dengan  peranti-peranti  itu  tidak  berubah.  Jika hambatan  totalnya  tidak berubah,  beda  tegangan  pun  tidak  berubah.


Amperemeter voltmeter

Tuesday, 15 April 2014

Soal Latihan Pengukuran

Sebagai bahan latihan belajar di rumah para siswa sma kelas X bisa mengerjakan soal-soal berikut.
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan mengukur dalam fisika!
2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan besaran!
3. Sebutkan 7 besaran pokok lengkap dengan satuan-nya masing-masing!
4. Tuliskan satuan dan dimensi untuk besaran-besaran turunan di bawah ini!
a. Luas
b. volume
c. kecepatan
5. Tentukan hasil pengukuran menggunakan mistar seperti ditunjukkan gambar di bawah ini!

pengukuran dengan penggaris6. Tentukan hasil pengukuran menggunakan jangka sorong seperti ditunjukkan gambar di bawah ini! (Jangka sorong menggunakan ketelitian 0,1 mm) 1133059c080c58786c91241337fcca70

pengukuran dengan jangka sorong

Monday, 1 April 2013

Soal Ulangan Kenaikan Kelas Tahun 2012-2013 kelas X

1. Besaran pokok adalah...
A. Besaran yang satuannya telah ditetapkan terlebih dahulu dan tidak bergantung pada satuan-satuan besaran lain
B. Besaran yang satuannya diturunkan
C. Suatu besaran menunjukkan cara besaran itu tersusun
D. Bilangan yang diperoleh dari hasil pengukuran
E. Bilangan yang pasti

2. Di bawah ini merupakan besaran pokok, kecuali
A. suhu
B. Jumlah zat
C. Waktu
D. Volume
E. Massa

3. Besaran di bawah ini yang bukan merupakan besaran turunan adalah...
A. Momentum
B. Gaya
C. Kecepatan
D. Massa
E. Volume

4. Dimensi dari volume adalah....
A.   [L2]
      B.   [L3]
      C.  [M2]
      D.  [M3]
      E.   [T]

       5. Pada pengukuran panjang benda diperoleh hasil pengukuran 0,0508 m. 
      Banyak angka penting pada hasil pengukuran tersebut adalah
      A. satu
      B. dua
      C. tiga
      D. empat
      E. lima

pengukuran mistar

Kunci Jawaban:
1. A
2. D
3. D
4. B
5. C




Tuesday, 12 March 2013

Alat Ukur Modern


Pengukuran sudah dilakukan manusia sejak beribu tahun yang lalu. Sepanjang masa itu, berbagai alat ukur sudah ditemukan, mulai dari alat ukur sederhana sampai alat ukur modern. Beberapa alat ukur modern yang telah ditemukan adalah pita sonik, sinar infra merah, dan radar.
Alat Ukur Modern

Pita sonik adalah alat yang dipakai untuk mengukur jarak suatu benda dengan prinsip pemantulan bunyi. Alat ini mengeluarkan bunyi “bip-bip” ultrasonik yang tidak dapat didengar manusia. Pada saat digunakan, pita sonik mengeluarkan bunyi ultrasonik yang akan memantul setelah menumbuk benda yang diukur jaraknya.

Waktu yang diperlukan bunyi untuk sampai kembali ke alat ukur menunjukkan jarak benda ke alat ukur tersebut. Sinar inframerah dapat meng-ukur jarak sampai ketepatan yang tinggi (2 mm tiap untuk jarak 3 km). Alat ukur ini dapat men-deteksi benda-benda yang bergerak maupun diam, serta dapat menen-tukan sudut horizontal dan vertikalnya. Ukuran-ukuran yang diperoleh dari sinar inframerah disimpan dalam kartu data elek-tronik yang selanjutnya dipindahkan ke komputer untuk dianalisis.

Radar merupakan alat ukur tercanggih yang pernah dibuat manusia. Alat ini biasanya dipasang di pesawat, kapal dan di markas angkatan perang. Gelombang radar dipancarkan dari antena radar ke segala arah. Gelombang ini akan terpantul kembali ke radar bila menumbuk benda, baik yang bergerak maupun diam. Gelombang yang kembali dapat diubah secara elektronik menjadi gambar di layar. Sistem canggih ini dapat menentukan posisi benda, benda tersebut bergerak atau diam, dan kecepatan serta arahnya jika bergerak.

Sumber: Fisika 1 Untuk SMA/MA Kelas X Setya Nurachmandani

Monday, 25 February 2013

Satuan Internasional


Sistem  satuan  Internasional  sering  disebut  sistem  metrik.  Oleh
karena  itu  satuan  internasional  dapat  diubah-ubah  dari  satuan  satu  ke
satuan  yang  lain,  hal    ini  dikenal  dengan  istilah  Konversi  Satuan.  Konversi
satuan  mutlak  diperlukan  dalam  penulisan  –  penulisann  hasil  pengukuran
yang  sangat  besar  atau  sangat  kecil.  Satu  contoh  sederhana,  apabila  kita
akan  menyatakan  atau  menuliskan  0,000001  m  maka  akan  lebih  mudah
jika  menuliskannya  menjadi  1  mm  karena  dengan  mengkonversikan    1  m  = 10mm.

Satuan Internasional



Selain konversi satuan  penulisan bilangan awalan bisa dilakuakan
notasi  ilmiah.  Notasi  ilmiah  adalah  cara  penulisan  bilangan  yang  sangat
besar  atau  kecil  dengan  menggunakan  faaktor  pengali  atau  awalan.  Hal  ini
pernah disampaikan pada konferensi umum tentang berat dan ukuran ke 14 
tahun  1971.  berikut ini adalah  faaktor  penngali  atau  awalan  pada  penulisan
ilmiah 

Monday, 11 February 2013

Arti m.k.s Units atau Satuan m.k.s


m.k.s units atau satuan m.k.s adalah satuan sistem metrik yang diajukan A. Giorgi tahun 1901 (juga dikenal sebagai satuan Giorgi (Giorgi units). Satuan ini berdasarkan meter (metre), kilogram, dan detik (second), dan merupakan pengembangan lebih lanjut satuan c.g.s yang telah ada terlebih dahulu

Satuan kelistrikan yang dipilih untuk menurunkan ketiga satuan dasar ini adalah ampere dan permeabilitas ruang (tetapan magnetik) yang dianggap bernilai 10-7 H m-1

Untuk mempermudah perhitungan elektromagnetik, tetapan magnetik kemudian diubah menjadi 
4p x 10-7 H m-1 

sehingga menjadi sistem MKSA terasionalisasi (rationalized MKSA system).  Sitem ini, dengan mengalami beberapa perubahan, kemudian menjadi dasar satuan SI yang kini digunakan hampir di seluruh bidang ilmiah.

Sumber: Kamus Lengkap Fisika Oxford. Alan Isaacs, BSc, PhD. DIC. Penerbit Erlangga, Tahun 1997

gambar sistem satuan SI