Showing posts with label Kurikulum 2013. Show all posts
Showing posts with label Kurikulum 2013. Show all posts

Wednesday, 4 November 2015

Kisi-kisi UKG 2015 Mata Pelajaran Fisika

Pada tahun 2015, seluruh guru di Indonesia ditargetkan harus melaksanakan Uji Kompetensi Guru (UKG). Tujuan dilaksanakannya UKG ini adalah untuk pemetaan kompetensi kondisi guru sebenarnya dalam hal Pedagogical Knowledge  dan Subject Knowledge. Berikut kami salinkan kisi-kisi UKG 2015 untuk mata pelajaran Fisika IPA, yaitu Kompetensi Pedagogik.

Kompetensi Pedagogik:

1. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural, emosional, dan intelektual

1.1. Memahami karakteristik peserta didik yang berkaitan dengan aspek fisik, intelektual, sosial-emosional, moral, spiritual, dan latar belakang sosial- budaya

Indikatornya:
1.1.1. Menjelaskan tahapan perkembangan perilaku dan pribadi peserta didik
1.1.2. Menjelaskan implikasi prinsip-prinsip perkembangan perilaku dan pribadi peserta didik terhadap pendidikan
1.1.3. Membedakan berbagai jenis kecerdasan peserta didik berdasarkan ciri-cirinya
1.1.4. Membedakan berbagai aspek perkembangan peserta didik berdasarkan ciri-cirnya (EH)
1.1.5. Menjelaskan tahapan perkembangan kemampuan intelektual peserta didik
1.1.6. Mendeskripsikan keragaman peserta didik dalam kemampuan intelektual berdasarkan ciri-cirinya
1.1.7. Menjelaskan tahapan perkembangan kecerdasan emosi peserta didik
1.1.8. Mendeskripsikan keragaman peserta didik dalam kecerdasan emosi berdasarkan ciri-cirinya
1.1.9. Mendeskripsikan tahapan perkembangan kecerdasan spiritual peserta didik.
1.1.10. Mendeskripsikan keragaman peserta didik dalam kecerdasan spiritual berdasarkan ciri-cirinya.
1.1.11. Mendeskripsikan proses perkembangan aspek sosial peserta didik....
1.1.12. Mendeskripsikan keragaman peserta didik dalam keterampilan sosial berdasarkan ciri-cirinya
1.1.13. Mendeskripsikan tahapan perkembangan aspek moral peserta didik
1.1.14. Mendeskripsikan keragaman peserta didik dalam perkembangan moral berdasarkan ciri-cirinya
1.1.15. Mendeskripsikan ciri-ciri perkembangan fisik remaja
1.1.16. Mendeskripsikan ciri-ciri remaja yang sehat secara fisik

Kompetensi Guru Mapel:
1.2. Mengidentifikasi potensi peserta didik dalam mata pelajaran

Indikatornya:
1.2.1 Mendeskripsikan konsep kecerdasan majemuk
1.2.2 Menjelaskan konsep kecerdasan intelektual peserta didik
1.2.3 Menjelaskan konsep kreativitas
1.2.4 Menjelaskan konsep kecerdasan intelektual peserta didik
1.2.5 Menentukan kegiatan pembelajaran yang mendukung pengembangan intelektual peserta didik
1.2.6 Menentukan kegiatan pembelajaran yang mendukung pengembangan kreativitas peserta didik
1.2.7 Menjelaskan konsep perkembangan kecerdasan emosi peserta didik
1.2.8 Mengidentifikasi kecerdasan emosi peserta didik
1.2.9 Menentukan kegiatan pembelajaran yang mendukung pengembangan kecerdasan emosi peserta didik
1.2.10 Menjelaskan konsep perkembangan kecerdasan spiritual peserta didik
1.2.11 Mengidentifikasi kecerdasan spiritual peserta didik
1.2.12 Menentukan kegiatan pembelajaran yang mendukung pengembangan kecerdasan spiritual peserta didik
1.2.13 Menjelaskan konsep perkembangan aspek sosial peserta didik
1.2.14 Mengidentifikasi perkembangan aspek sosial peserta didik
1.2.15 Menentukan kegiatan pembelajaran yang mendukung pengembangan aspek sosial peserta didik
1.2.16 Menjelaskan konsep perkembangan aspek moral peserta didik
1.2.17 Mengidentifikasi perkembangan aspek moral peserta didik
1.2.18 Menentukan kegiatan pembelajaran yang mendukung pengembangan aspek moral peserta didik
1.2.22 Menjelaskan konsep sikap belajar peserta didik
1.2.23 Menjelaskan konsep kebiasaan belajar peserta didik
1.2.23 Mengidentifikasi sikap belajar peserta didik
1.2.24 Mengidentifikasi kebiasaan belajar peserta didik
1.2.25 Menentukan kegiatan pembelajaran yang mendukung pengembangan sikap dan kebiasaan belajar peserta didik

Kompetensi Guru Mapel:
1.3 Mengidentifikasi bekal-ajar pelajaran yang diampu

Indikatornya:
1.3.1 Menjelaskan konsep bekal ajar awal awal peserta didik dalam mata
1.3.2 Mengidentifikasi bekal ajar awal

2. Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik

Kompetensi Guru Mapel
2.1 Memahami berbagai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik terkait dengan mata pelajaran yang diampu

Indikatornya:
2.1.1 Membedakan hakikat IPA dan Pendidikan IPA
2.1.2 Mendeskripsikan hakikat pendidikan IPA dan implikasinya dalam pembelajaran kimia di sekolah
2.1.1 Menjelaskan pengertian metode ilmiah
2.1.2 Menjelaskan pengertian metode ilmiah
2.1.3 Menentukan langkah-langkah metode ilmiah dalam pembelajaran Kimia, Fisika, Biologi
2.1.4 Mengidentifikasi materi pembelajaran kimia yang dapat disajikan dengan metode ilmiah
2.1.5 Merancang kegiatan dengan metode ilmiah pada materi kimia, fisika, biologi yang sesuai

2.1.1 Membedakan pengertian teori belajar, model, pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran
2.1.2 Mendeskripsikan teori-teori belajar
2.1.3 Menerapkan teori-teori belajar dalam kegiatan pembelajaran

Kompetensi Guru Mapel
2.2 Menerapkan berbagai pendekatan,strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang mendidik secara kreatif dalam mata pelajaran yang diampu.

2.2.1 Mendeskripsikan keterampilan proses IPA
2.2.2 Mencontohkan sub keterampilan pada suatu keterampilan proses (PK)
2.2.3 Mengelompokkan keterampilan proses dasar dan keterampilan proses terpadu
2.2.4 Mengidentifikasi kegiatan fisika, kimia, biologi yang menunjukkan keterampilan proses dasar
2.2.5 Mengidentifikasi kegiatan fisika, kimia, biologi yang menunjukkan keterampilan proses terpadu

2.2.6 Menjelaskan metode-metode yang sesuai dengan pembelajaran IPA
2.2.7 Menjelaskan kelebihan atau kekurangan penerapan suatu metode dalam pembelajaran IPA
2.2.8 Mengidentifikasi jenis metode pembelajaran yang sesuai karakteristik suatu konsep IPA
2.2.9 Mengidentifikasi karakteristik pendekatan –pendekatan pada pembelajaran IPA
2.2.10 Menganalisis materi pelajaran kimia yang sesuai disajikan dengan suatu pendekatan pembelajaran
2.2.11 Membedakan kegiatan belajar sesuaidengan suatu keterampilan dalam pendekatan keterampilan proses
2.2.12 Membedakan kegiatan belajar sesuai dengan suatu keterampilan dalam pendekatan STM
2.2.13 Menjelaskan konsep model pembelajaran Discovery Learning
2.2.14 Mendeskripsikan sintak model Discovery Learning
2.2.15 Mengidentifikasi sintak model Discovery Learning dari suatu uraian kegiatan pembelajaran
2.2.16 Merancang skenario pembelajaran sesuai model discoveri learning
2.2.17 Menjelaskan konsep model pembelajaran Project Based Learning
2.2.18 Mendeskripsikan sintak model Project Based Learning
2.2.19 Mengidentifikasi sintak model Project Based Learning dari suatu uraian kegiatan pembelajaran
2.2.20 Merancang skenario pembelajaran sesuai model Project Based Learning
2.2.21 Menjelaskan konsep model pembelajaran Problem Based Learning
2.2.22 Mendeskripsikan sintak model Problem Based Learning
2.2.23 Mengidentifikasi sintak model Problem Based Learning dari suatu uraian kegiatan pembelajaran
2.2.24 Merancang skenario pembelajaran sesuai model Problem Based Learning
2.2.25 Menjelaskan prinsip-prinsip strategi pembelajaran cooperative dan direct instruction
2.2.26 Menentukan jenis pembelajaran cooperative berdasarkan karakteristiknya
2.2.27 Mengidentifikasi langkah-langkah strategi direct instruction
2.2.28 Merancang skenario pembelajaran cooperative dan direct instruction yang sesuai untuk pembelajaran Kimia
2.2.29 Menjelaskan macam-macam teknik bertanya pada pembelajaran IPA
2.2.30 Merancang skenario penggunaan teknik bertanya pada pembelajaran
2.2.31 Mengidentifikasi suatu kegiatan belajar yang sesuai sintak suatu model pembelajaran dan pendekatan pembelajaran IPA
2.2.32 Merancang model pembelajaran inovasi
2.2.33 Mengidentifikasi suatu kegiatan belajar yang sesuai sintak suatu model pembelajaran dan pendekatan pembelajaran IPA
2.2.34 Merancang model pembelajaran inovasi sebagai bahan penelitian tindakan kelas

3. Mengembang kan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran yang diampu.

3.1 Memahami prinsip-prinsip pengembangan kurikulum.
3.1.1 Menjelaskan prinsip-prinsip pengembangan kurikulum
3.1.2 Mendeskripssikan SKL sesuai dengan jenjang pendidikan
3.1.3 Menganalisis KI-KD mata pelajaran biologi, fisika, kimia

3.2 Menentukan tujuan pembelajaran yang diampu.
3.2.1 Menentukan tujuan pembelajaran suatu topik kimia yang sesuai dengan kompetensi dasar

3.3. Menentukan pengalaman belajar yang sesuai untuk mencapai tujuan
3.3.1 Mengidentifikasi pengalaman belajar Fisika/kimia/biologi sesuai dengan pendekatan saintifik (SU)

3.4 Memilih materi pembelajaran yang diampu yang terkait dengan pengalaman belajar dan tujuan pembelajaran.
3.4.1 Menentukan materi ajar kimia yang sesuai dengan tujuan pembelajaran kimia (SU)
3.4.2 Menentukan materi ajar kimia yang sesuai dengan pengalaman belajar

3.5 Menata materi pembelajaran secara benar sesuai dengan pendekatan yang dipilih dan karakteristik peserta didik.
3.5.1 Menentukan urutan materi pembelajaran berdasarkan hirarkhi
materi kimia sesuai tututan KD
3.5.2 Menentukan urutan penyampaian materi pembelajaran
berdasarkan hirarkhi materi kimia

3.6 Mengembang kan indikator dan instrumen penilaian.
3.6.1 Memilih indikator yang tepat untuk suatu KD
3.6.2 Mengidentifikasi jenis atau bentuk penilaian yang sesuai
dengan konsep belajar kimia, fisika, biologi


4. Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik.
4.1 Memahami prinsip-prinsip perancangan pembelajaran yang mendidik.
4.1.1 Mengidentifikasi prinsip pengembangan RPP
4.1.2 Menentukan pernyataan yang sesuai dengan prinsip-prinsip pengembangan RPP

4.2 Mengembang kan komponenkomponen rancangan pembelajaran.
4.2.1 Memilih padanan antara kompetensi dasar pengetahuan dan keterampilan
4.2.2 Menentukan kompetensi dasar sikap yang sesuai dengan penerapan kompetensi dasar aspek pengetahuan
4.2.3 Mengidentifikasi indikator pencapaian kompetensi aspek pengetahuan, keterampilan atau sikap
4.2.4 Menyusun bahan ajar kimia sesuai dengan indikator pada RPP

4.3 Menyusun rancangan pembelajaran yang lengkap, baik untuk kegiatan di dalam kelas, laboratorium, maupun lapangan.
4.3.1 Menyusun RPP dengan lengkap sesuai peraturan pada (Permendiknas nomor 16 Tahun 2007) (SY)
4.3.2 Merancang lembar kegiatan siswa untuk eksperimen dan non eksperimen

4.4 Melaksanakan pembelajaran yang mendidik di kelas, di laboratorium, dan dilapangan dengan memperhatikan standar keamanan yang dipersyaratkan.
4.4.1 Menentukan cara yang tepat untuk malaksanakan kegiatan belajar di laboratorium sesuai topik fisika/kimia/biologi (AN)

4.5 Menggunakan media pembelajaran dan sumber belajar yang relevan dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran yang diampu untuk mencapai tujuan pembelajaran secara utuh.
4.5.1 Menjelaskan pengertian media pembelajaran secara umum;
4.5.2 Menjelaskan fungsi dan manfaat media dalam pembelajaran
4.5.3 Menjelaskan jenis-jenis media pembelajaran
4.5.4 Menentukan media pembelajaran yang tepat dalam proses pembelajaran
4.5.5 Menjelaskan pengertian, fungsi, jenis, kelemahan dan kelebihan media pembelajaran visual
4.5.6 Menjelaskan strategi penggunaan media pembelajaran visual
4.5.7 Menerapkan media pembelajaran berbasis visual dalam pembelajaran IPA
4.5.8 Menjelaskan pengertian, fungsi, jenis, kelemahan dan kelebihan media pembelajaran realita
4.5.9 Menjelaskan strategi penggunaan media pembelajaran realita
4.5.10 Menerapkan media pembelajaran realita dalam proses pembelajaran IPA
4.5.11 Menjelaskan pengertian, fungsi, jenis, kelemahan dan kelebihan media pembelajaran audio-visual

4.5.12 Menjelaskan strategi penggunaan media pembelajaran audio-visual
4.5.13 Menerapkan media pembelajaran audio-visual dalam pembelajaran IPA
4.5.14 Menjelaskan pengertian, fungsi, jenis, kelemahan dan kelebihan media pembelajaran berbasis computer
4.5.15 Menjelaskan strategi penggunaan media pembelajaran berbasis komputer
4.5.16 Menerapkan media pembelajaran berbasis komputer dalam proses pembelajaran IPA
4.5.17 Menjelaskan pengertian, fungsi, jenis, kelemahan dan kelebihan pembuatan dan pengembangan alat peraga
4. 5.18 Menjelaskan prinsip pembuatan dan pengembangan alat peraga IPA
4.5.19 Mendeskripsikan cara melakukan evaluasi keberhasilan pembuatan dan pengembangan alat peraga IPA
4.5.20 Merancang alat peraga IPA untuk pembelajaran
4.5.20 Membuat alat peraga IPA untuk pembelajaran
4.5.21 Melakukan evaluasi keberhasilan dalam pembuatan dan pengembangan alat peraga IPA

5. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran.
5.1 Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran yang diampu.
5.1.1 Menentukan bentuk TIK yang sesuai topik kimia/fisika/biologi dan sarana prasarana di sekolah.

6. Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki
6.1 Menyediakan berbagai kegiatan pembelajaran untuk mendorong peserta didik mencapai prestasi secara
6.1.1 Mengidentifikasi kemampuan aspek pengetahuan peserta didik
6.1.2 Menentukan kegiatan pembelajaran yang memfasilitasi perbedaan kemampuan aspek keterampilan untuk mencapai prestasi secara optimal. (EH)
6.1.3 Melaksanakan pembelajaran yang memfasilitasi perbedaan kemampuan aspek pengetahuan untuk mencapai prestasi belajar optimal peserta didik
6.1.4 Mengidentifikasi kemampuan aspek keterampilan peserta didik
6.1.5 Menentukan kegiatan pembelajaran yang memfasilitasi perbedaan kemampuan aspek keterampilan untuk mencapai prestasi belajar optimal peserta didik
6.1.6 Melaksanakan pembelajaran yang memfasilitasi perbedaan kemampuan aspek keterampilan untuk mencapai prestasi belajar optimal peserta didik

6.2 Menyediakan berbagai kegiatan pembelajaran untuk mengaktualisasikan potensi peserta didik, termasuk kreativitasnya
6.2.1 Memilih kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan topik dan pengembangan potensi dan kreativitas peserta didik

7. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik
7.1 Memahami berbagai strategi berkomunikasi yang efektif, empatik,
dan santun, secara lisan maupun tulisan
7.1.1 Mendeskripsikan berbagai strategi berkomunikasi yang efektif, empatik, dan santun secara lisan meupun tulisan.
7.1.2 Menerapkan berbagai strategi berkomunikasi yang efektif, empatik, dan santun secara lisan meupun tulisan.



7.2 Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik dengan bahasa yang khas dalam interaksi kegiatan/permainan yang mendidik yang terbangun secara siklikal dari (a) penyiapan kondisi psikologis peserta didik untuk ambil bagian dalam permainan melalui bujukan dan contoh, (b) ajakan kepada peserta didik untuk ambil bagian, (c) respons peserta didik terhadap ajakan guru, dan (d) reaksi guru terhadap
respons peserta didik, dan seterusnya.
7.2.1 mengidentifikasi jenis pertanyaan yang diajukan guru dalam suatu pembelajaran;
7.2.2 menyebutkan fungsi bertanya dalam pembelajaran;
7.2.3 mendeskripsikan klasifikasi pertanyaan;
7.2.4 memberikan contoh pertanyaan –pertanyaan sesuai klasifikasi pertanyaan Bloom, keterampilan proses IPA, dan konvergen-divergen;
7.2.5 mengidentifikasi faktor-faktor yang perlu diperhatikan ketika mengajukan pertanyaan;
7.2.6 menerapkan teknik bertanya dalam penyusunan rancangan pembelajaran.

konsen ke teknik bertanya
( AK )

8. Menyeleng garakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar
8.1 Memahami prinsip-prinsip penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar sesuai dengan karakteristik mata pelajaran yang diampu
8.1.1 Menjelaskan pengertian penilaian dalam pembelajaran
8.1.2 Menjelaskan fungsi penilaian dalam pembelajaran,
8.1.3 Menjelaskan tujuan penilaian dalam pembelajaran
8.1.4 Menerapkan prinsip-prinsip penilaian dalam pembelajaran
8.1.5 Menjelaskan lingkup penilaian dalam pembelajaran
8.1.6 Menjelaskan ketuntasan belajar dalam pembelajaran

8.2 Menentukan aspek-aspek proses dan hasil belajar yang penting untuk dinilai dan dievaluasi sesuai dengan karakteristik mata pelajaran yang diampu.
8.2.1 Menjelaskan aspek-aspek proses belajar yang penting untuk dinilai dan dievaluasi sesuai dengan karakteristik mata pelajaran biologi, fisika, kimia (AA)
8.2.2 Menjelaskan aspek-aspek hasil belajar yang penting untuk dinilai dan dievaluasi sesuai dengan karakteristik mata pelajaran biologi, fisika, kimia
8.2.3 Memilih aspek-aspek proses belajar yang penting untuk dinilai dan dievaluasi sesuai dengan kompetensi dasar biologi, fisika, kimia
8.2.4 Memilih aspek-aspek hasil belajar yang penting untuk dinilai dan dievaluasi sesuai dengan karakteristik mata pelajaran biologi, fisika, kimia

8.3 Menentukan prosedur penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar.
8.3.1 Menjelaskan jenis-jenis penilaian proses dan hasil belajar FIKIBI
8.3.2 Menjelaskan teknik penilaian proses dan hasil belajar FIKIBI
8.3.3 Mengembangkan prosedur penilaian proses dan hasil belajar FIKIBI
8.3.4 Mengembangkan prosedur evaluasi proses dan hasil belajar evaluasi

8.4 Mengembangkan instrumen penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar.
8.4.1 Menyusun butir soal ranah pengetahuan mata pelajaran biologi, fisika, kimia (SO)
8.4.2 Melakukan validasi butir soal ranah pengetahuan matapelajaran biologi, fisika, kimia
8.4.3 Menyusun instrumen penilaianan ranah sikap
8.4.4 Melakukan validasi instrumen penilaianan ranah sikap
8.4.5 Menyusun instrumen penilaianan ranah keterampilan
8.4.5 Melakukan validasi instrumen penilaianan ranah keterampilan
8.4.6 Melakukan evaluasi proses dan hasil belajar FIKIBI

8.5 Mengadmistrasikan penilaian proses dan hasil belajar secara berkesinambungan dengan mengunakan berbagai instrumen.
8.5.1 Mengadministrasikan penilaian proses dan hasil belajar untuk ranah pengetahuan
8.5.2 Mengadministrasikan penilaian proses dan hasil belajar untuk ranah keterampilan
8.5.3 Mengadministrasikan penilaian proses dan hasil belajar untuk ranah sikap

8.6 Menganalisis hasil penilaian proses dan hasil belajar untuk berbagai tujuan.
8.6.1 Mengolah penilaian proses dan hasil belajar berdasarkan instrumen yang telah disusun untuk ranah pengetahuan
8.6.2 Menganalisis penilaian proses dan hasil belajar berdasarkan instrumen yang telah disusun untuk ranah pengetahuan
8.6.3 Mengolah penilaian proses dan hasil belajar berdasarkan yang instrumen yang telah disusun untuk ranah keterampilan
8.6.4 Menganalisis penilaian proses dan hasil belajar berdasarkan instrumen yang telah disusun untuk ranah keterampilan
8.6.5 Mengolah penilaian proses dan hasil belajar berdasarkan instrumen yang telah disusun untuk ranah sikap
8.6.6 Menganalisis penilaian proses dan hasil belajar berdasarkan instrumen yang telah disusun untuk ranah sikap

8.7 Melakukan evaluasi proses dan hasil belajar.
8.7.1 Mengevaluasi data hasil analisis penilaian hasil belajar aspek pengetahuan
8.7.2 Mengevaluasi data hasil analisis penilaian proses belajar aspek sikap
(SO)
8.7.3 Mengevaluasi data hasil analisis penilaian proses dan hasil belajar aspek keterampilan

9. Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran.

9.1 Menggunakan informasi hasil penilaian dan evaluasi untuk menentukan ketuntasan belajar
9.1.1 Menjelaskan prosedur dalam menentukan ketuntasan belajar
9.1.2 Mempraktikan penentuan ketuntasan belajar untuk setiap
kompetensi dasar mata pelajaran biologi, fisika, kimia
(AA)

9.2 Menggunakan informasi hasil penilaian dan evaluasi untuk merancang program remedial dan pengayaan.
9.2.1 Menjelaskan prinsip program remedial
9.2.2 Menjelaskan prosedur pengembangan program remedial
9.2.3 Merancang program remedial berdasarkan hasil penilaian
dan evaluasi
9.2.4 Menjelaskan prinsip program pengayaan
9.2.5 Menjelaskan prosedur pengembangan program pengayaan
9.2.6 Merancang program pengayaan berdasarkan hasil penilaian
dan evaluasi

9.3 Mengkomu nikasikan hasil penilaian dan evaluasi kepada pemangku kepentingan.
9.3.1 Menyusun laporan hasil penilaian dan evaluasi hasil belajar biologi, fisika, kimia
(PK)
9.3.2 Mempresentasikan laporan hasil penilaian dan evaluasi hasil belajar biologi, fisika, kimia

9.4 Memanfaat kan informasi hasil penilaian dan evaluasi pembelajaran untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
9.4.1 Menjelaskan prosedur peningkatan kualitas pembelajaran biologi, fisika, kimia
9.4.2 Merefleksi hasil penilaian dan evaluasi pembelajaran
9.4.3 Menyusun tindak lanjut hasil refleksi untuk peningkatan kualitas pembelajaran biologi, fisika, kimia
9.4.4 Membuat rancangan program peningkatan kualitas pembelajaran biologi, fisika, kimia
9.4.5 Memvalidasi rancangan program peningkatan kualitas pembelajaran biologi, fisika, kimia
9.4.6 Merumuskan permasalahan-permasalahan dalam penelitian pembelajaran biologi,fisika, kimia
9.4.6 Menentukan teknik penilaian sesuai dengan permasalahan
9.4.7 Mengembangkan instrumen penilaian dalam penelitian pembelajaran biologi,fisika, kimia
9.4.8 Melakukan simulasi penilaian dalam penelitian pembelajaran biologi,fisika, kimia
9.4.9 Menganalisis hasil penilaian dalam penelitian pembelajaran biologi,fisika, kimia
9.4.10 Menginterpretasi hasil penilaian dalam penelitian untuk pembelajaran biologi
9.4.11 Merumuskan tindak lanjut hasil penilaian dalam penelitian
9.4.12 Mengkomunikasikan hasil evaluasi proses dan hasil belajar sesuai kebutuhan penelitian


10. Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran.

10.1 Melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan.
10.1.1 Menjelaskan pengertian PTK.
10.1.2 Mendeskripsikan karakteristik PTK.
10.1.3 Menjelaskan prinsip PTK
10.1.4 Menjelaskan tahap tahap PTK
10.1.5 Menjelaskan tujuan PTK
10.1.6 Menjelaskan manfaat PTK dalam proses pembelajaran.
(SL)

10.2 Memanfaatkan hasil refleksi untuk perbaikan dan pengembangan pembelajaran dalam mata pelajaran yang diampu.
10.2.1 Melakukan refleksi atas pembelajaran yang telah dilakukannya selama mengajar
10.2.2 Melakukan identifikasi masalah di kelas
10.2.3 Memilih dan merumuskan masalah di kelas yang dapat dipecahkan dengan PTK
10.2.4 Merumuskan tujuan PTK
10.2.5 Membuat rancangan tindakan yang akan dilaksanakan
(SL)
10.2.6 Menyusun kerangka pikir dalam bentuk diagram
10.2.7 Merancang draft proposal PTK


Kompetensi Utama Professional
20. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan

20.1. Memahami konsep-konsep, hukum-hukum, dan teori-teori fisika serta penerapannya secara fleksibel.
- menentukan hasil pengukuran menggunakan alat ukur panjang
- menentukan resultan vektor
- Menganalisis peristiwa gerak lurus
- Menerapkan hukum newton dalam perhitungan
- menerapkan konsep gelombang dalam perhitungan
20.2. Memahami proses berpikir fisika dalam mempelajari proses dan gejala

Sumber: http://gtk.kemdikbud.go.id/kisi-kisi-ukg/

kisi-kisi UKG Fisika 2015

Wednesday, 3 September 2014

Daftar Buku Fisika yang Layak untuk Kurikulum 2013

Apapun kurikulumnya, buku merupakan satu hal yang tidak bisa dihilangkan dalam pendidikan di sekolah untuk negara kita. Begitu juga kurikulum 2013 atau K13 yang diberlakukan untuk kelas X dan kelas XI SMA mulai tahun ajaran ini, tetap perlu yang namanya buku. Oleh karena itu, sebagai guru fisika SMA atau sebagai siswa SMA yang mengambil peminatan Matematika dan Ilmu-ilmu Alam (MIA) perlu mengetahui buku-buku apa saja yang memenuhi standar kelayakan untuk penerapan K13 ini.

buku fisika kurikulum 2013


Berikut daftar buku teks mata pelajaran fisika yang memenuhi standar kelayakan untuk digunakan dalam pembelajaran K13 di SMA. Daftar ini saya dapatkan dari Permendikbud RI nomor 65 Tahun 2014 yang ditetapkan di Jakarta tanggal 2 Juli 2014 oleh Mendikbud Pak Mohammad Nuh.
  1. Fisika untuk SMA/MA Kelas X Buku Siswa Kelompok Peminatan Matematika dan Ilmu-Ilmu Alam, Penulis: Reva Yulietta, Dede Sahidin, penerbit CV. Arya Duta.
  2. Fisika SMA/MA Kelas X Kurikulum 2013 Kelompok Peminatan MIPA, Penulis: Hari Subagya, Insih Wilujeng, Penerbit PT. Bumi Aksara
  3. Fisika untuk SMA/MA Kelas X Peminatan Matematika dan Ilmu-Ilmu Alam, Penulis:Pujianto, Supardianningsih, Rusdiyani Chasanah, Rinawan Abadi, Penerbit PT. Intan Pariwara.
  4. Fisika untuk SMA dan MA X Peminatan Matematika dan Ilmu Alam, Penulis: Sufi Ani Rufaida, Sarwanto, Penerbit: CV. Mediatama.
  5. Kajian Konsep Fisika 1 untuk Kelas X SMA dan MA Kelompok Peminatan Matematika dan Ilmu Alam, Penulis: Muhammad Farchani Rosyid, Eko Firmansah, Rachmad Resmiyanto, Atsnaita Yasrina , Penerbit: PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri
  6. Fisika 1 untuk Kelas X SMA dan MA Kelompok Peminatan Matematika dan Ilmu Alam, Penulis: Budi Purwanto, Muchammad Azam, Penerbit: PT. Wangsa Jatra Lestari
  7. Buku Siswa Fisika untuk SMA/MA Kelas X Peminatan Matematika dan Ilmu-Ilmu Alam, Penulis: Haryadi, Ambar Ratno, Suryonugroho, Penerbit: PT. Widya Duta Grafika


Nah, setelah mengetahui daftar buku tersebut diatas, silakan diusahakan agar punya bukunya, mengingat buku-buku itu menurut depkdikbud layak sebagai pegangan buku teks untuk kurikulum 2013. Sayangnya buku fisika yang di daftar permendikbud tentang buku teks peminatan SMA mata pelajaran fisika itu hanya untuk kelas X, untuk kelas XI nya belum ada. :(

Selanjutnya untuk buku pegangan guru yang dinilai layak untuk pembelajaran K13 adalah sebagai berikut:

  1. Fisika untuk SMA/MA Kelas X Buku Guru Kelompok Peminatan Matematika dan Ilmu-Ilmu Alam, Penulis: Reva Yulietta, Dede Sahidin, Penerbit: Arya Duta, CV.
  2. Buku Guru Fisika SMA/MA Kelas X Kurikulum 2013 Kelompok Peminatan MIPA, Hari Subagya, Insih Wilujeng,Bumi Aksara, PT.
  3. Buku Guru Fisika untuk SMA/MA Kelas X Peminatan Matematika dan Ilmu-Ilmu Alam, Pujian to, Supardianningsih, Rusdiyani Chasanah, Rinawan Abadi, Intan Pariwara, PT.
  4. Buku Guru Fisika untuk SMA dan MA X Peminatan Matematika dan Ilmu Alam, Sufi Ani Rufaida, Sarwanto, Mediatama, CV.
  5. Buku Guru Kajian Konsep Fisika 1 untuk Kelas X SMA dan MA Kelompok Peminatan Matematika dan Ilmu Alam, Muhammad Farchani Rosyid, Eko Firmansah, Rachmad Resmiyanto, Atsnaita Yasrina, Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, PT.
  6. Buku Guru Fisika 1 untuk Kelas X SMA dan MA Kelompok Peminatan Matematika dan Ilmu Alam, Budi Purwanto, Muchammad Azam, Wangsa Jatra Lestari, PT.
  7. Buku Guru Fisika untuk SMA/MA Kelas X Peminatan Matematika dan Ilmu-Ilmu Alam, Haryadi, Ambar Ratno Suryonugroho, Widya Duta Grafika, PT.

Semoga bermanfaat.

Sunday, 10 August 2014

4 Kategori Materi Pembelajaran Fisika SMA

Materi pembelajaran mata pelajaran Fisika SMA pada kurikulum 2013 dapat dikembangkan dari materi pembelajaran yang sudah dicantumkan pada silabus atau buku kurikulum 2013 yang diterbitkan kementrian pendidikan dan kebudayaan Tahun 2014. Pengembangan materi pembelajaran merujuk pada materi pokok dalam silabus atau buku, serta kompetensi dasar yang termuat dalam kompetensi inti ketiga (pengetahuan). 

actually fisika matahari



Dalam penjabaran materi pembelajaran tetap diperlukan untuk melihat linierisai dengan kompetensi inti ke empat (keterampilan). 

Hasil pengembangan materi pembelajaran materi pelajaran Fisika SMA dapat dikelompokkan dalam empat kategori, yaitu:

Fakta, yaitu kejadian atau peristiwa yang dapat dilihat, didengar, dibaca, disentuh, atau diamati. 

Contoh fakta adalah karet lentur dan plastisin, es mencair dan air menguap, mobil bergerak dipercepat dan diperlambat, benda terapung, melayang, dan tenggelam, benda dipanaskan memuai, benda bergerak melingkar (roda sepeda, gir sepeda, jarum jam bergerak melingkar dan sebagainya.

Konsep, merupakan ide yang mempersatukan fakta-fakta atau dengan kata lain konsep merupakan suatu penghubung antara fakta-fakta yang saling berhubungan. 

Contoh konsep;elastisitas. perubahan wujud, gerak , pengukuran, vektor, jarak, perpindahan, kecepatan, percepatan, gaya, kecepatan sudut, tegangan, regangan, dll.

Prinsip, merupakan generalisasi tentang hubungan antara konsep-konsep yang berkaiatan. Prinsip IPA bersifat analitik, sebab merupakan generalisasi induktif yang ditarik dari berapa contoh. 

Contoh yang merupakan prinsip adalah benda dikatakan elastis jika setelah diberi gaya luar akan kembali pada keadaan semula, air jika dipanaskan akan menguap.resultan gaya yang bekerja pada benda mempengaruhi percepatan benda, gerak lurus berubah beraturan, gerak jatuh bebas, gerak parabola, hukum Newton, hukum utama hidrostatika, hukum pascal, hukum archimedes, asas black. Termasuk ke dalam kategori prinsip adalah hukum, teori, dan azas.

Prosedur, merupakan sederatan langkah yang bertahap dan sistematis dalam menerapkan prinsip. Langkah prosedural merupakan bagian dari kompetensi pada aspek keterampilan. Pada mata pelajaran fisika, langkah kerja ilmiah merupakan bagian tidak terpisahkan pada setiap materi pokok. 

Contoh: percobaan hukum Hooke, percobaan menentukan kalor jenis, percobaan gerak dipercepat atau diperlambat, percobaan menentukan massa jenis benda, dll.

Bahan bacaan: Pembelajaran Mata Pelajaran Fisika. Direktorat Pembinaan Sma, Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah, Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan, 2014


Wednesday, 30 July 2014

Penilaian Aspek Psikomotor pada Kurikulum 2013

Ada dua ranah keterampilan yang dapat dikembangkan sesuai dengan kompetensi lulusan tingkat SMA yang diharapkan, yaitu ranah abstrak dan ranah konkret. Pada ranah abstrak cenderung pada keterampilan seperti menyaji, mengolah, menalar, dan mencipta dengan dominan pada kemampuan mental (berpikir) tanpa bantuan alat. Sedangkan untuk ranah konkret cenderung pada kemampuan fisik seperti menggunakan alat, mencoba, membuat, memodifikasi, dan mencipta dengan bantuan alat. 

psikomotor kurtilas


Penilaian aspek keterampilan dapat dilakukan melalui tes praktik, proyek, atau portofolio.

Tes Praktik
Tes praktik  dilakukan dengan  mengamati kegiatan peserta didik dalam melakukan sesuatu. Penilaian digunakan untuk menilai ketercapaian kompetensi yang menuntut peserta didik melakukan tugas tertentu seperti: praktik di laboratorium, praktik salat, praktik olahraga, bermain peran, memainkan alat musik, bernyanyi, membaca puisi/deklamasi, dan sebagainya. (Juknis PHB PPMP Kemdikbud, 2013). 

Kriteria Tes Praktik adalah sbb: 
  • Tugas mengarahkan peserta didik untuk menunjukkan capaian hasil belajar.
  • Tugas dapat dikerjakan oleh peserta didik.
  • Mencantumkan waktu/kurun waktu pengerjaan tugas.
  • Sesuai dengan taraf perkembangan peserta didik,
  • Sesuai dengan konten/cakupan  kurikulum 
  • Tugasbersifat adil (tidak bias gender dan latar belakang sosial ekonomi)

Penilaian pada Tes Praktik memerlukan rubrik penilaian, rubrik tersebut harus memenuhi syarat sbb: 
  • Rubrik dapat mengukur target kemampuan yang akan diukur (valid).
  • Rubrik sesuai dengan tujuan pembelajaran. 
  • Indikator menunjukkan kemampuan yang dapat diamati (observasi). 
  • Indikator menunjukkan kemampuan yang dapat diukur.
  • Rubrik dapat  memetakan kemampuan peserta didik.
  • Rubrik menilai aspek-aspek penting pada proyek peserta didik. 


Penilaian Proyek
Penilaian proyek (project assessment) merupakan kegiatan penilaian terhadap tugas yang harus diselesaikan oleh peserta didik menurut periode/waktu tertentu. Penyelesaian tugas dimaksud berupa investigasi yang dilakukan oleh peserta didik, mulai dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan, analisis, dan penyajian data. Dengan demikian, penilaian proyek bersentuhan dengan aspek pemahaman, mengaplikasikan, penyelidikan, dan lain-lain.

Selama mengerjakan sebuah proyekpembelajaran, peserta didik memperoleh kesempatan untuk mengaplikasikan sikap, keterampilan, dan pengetahuannya. Karena itu, pada setiap penilaian proyek, setidaknya ada tiga hal yang memerlukan perhatian khusus dari guru.
  1. Keterampilan peserta didik dalam memilih topik, mencari dan mengumpulkan data, mengolah dan menganalisis, memberi makna atas informasi yang diperoleh, dan menulis laporan.
  2. Kesesuaian atau relevansi materi pembelajaran dengan pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang dibutuhkan oleh peserta didik.
  3. Orijinalitas atas keaslian sebuah proyekpembelajaran yang dikerjakan atau dihasilkan oleh peserta didik. 


Penilaian proyek berfokus pada perencanaan, pengerjaan, danproduk proyek. Dalam penilaian proyek, kegiatan yang harus dilakukan oleh guru meliputi penyusunan rancangan dan instrumen penilaian, pengumpulan data, analisis data, dan penyiapkan laporan. Penilaian proyekdapat menggunakan instrumen daftar cek, skala penilaian, atau narasi. Laporan penilaian dapat dituangkan dalam bentuk poster atau tertulis.

Produk akhir dari sebuah proyeksangat mungkin memerlukan penilaian khusus.Penilaian produk dari sebuah proyekdimaksudkan untuk menilai kualitas dan bentuk hasil akhir secara holistik dan analitik.  Penilaian produk dimaksud meliputi penilaian atas kemampuan peserta didik menghasilkan produk.Penilaian secara analitik merujuk pada semua kriteria  yang harus dipenuhi untuk menghasilkan produk tertentu.Penilaian secara holistik merujuk pada apresiasi atau kesan secara keseluruhan atas produk yang dihasilkan.

Penilaian Portofolio
Penilaian portofolio merupakan penilaian atas kumpulan artefak yang menunjukkan kemajuan dan dihargai sebagai hasil kerja dari dunia nyata. Penilaian portofolio bisa berangkat dari hasil kerja peserta didik secara perorangan atau diproduksi secara berkelompok, memerlukan refleksi peserta didik, dan dievaluasi berdasarkan beberapa dimensi.

Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta didik dalam satu periode tertentu. Informasi tersebut dapat berupa karya peserta didik dari proses pembelajaran yang dianggap terbaik, hasil tes (bukan nilai), atau informasi lain yang relevandengan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang dituntut oleh topik atau mata pelajaran tertentu. Fokus penilaian portofolio adalahkumpulan karya peserta didik secara individu atau kelompok pada satu periode pembelajaran tertentu. Penilaian terutama dilakukan oleh guru, meski dapat juga oleh peserta didik sendiri.

Memalui penilaian portofolio guru akan mengetahui perkembangan atau kemajuan belajar peserta didik. Misalnya, hasil karya mereka dalam menyusun atau membuat karangan, puisi, surat, komposisi musik, gambar, foto, lukisan, resensi buku/ literatur, laporan penelitian, sinopsis, dan lain-lain. Atas dasar penilaian itu, guru dan/atau peserta didik dapat melakukan perbaikan sesuai dengan tuntutan pembelajaran.

Penilaian portofolio dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah seperti berikut ini.
  1. Guru menjelaskan secara ringkas esensi penilaian portofolio.
  2. Guru atau guru bersama peserta didik menentukan jenis portofolio yang akan dibuat. 
  3. Peserta didik, baik sendiri maupun kelompok, mandiri atau di bawah bimbingan guru menyusun portofolio pembelajaran.
  4. Guru menghimpun dan menyimpan portofolio peserta didik pada tempat yang sesuai, disertai catatan tanggal pengumpulannya.
  5. Guru menilai portofolio peserta didik dengan kriteria tertentu.
  6. Jika memungkinkan, guru bersama peserta didik membahas bersama dokumen portofolio yang dihasilkan.
  7. Guru memberi umpan balik kepada peserta didik atas hasil penilaian portofolio.


Sumber: Pembelajaran Mata Pelajaran Fisika. Direktorat Pembinaan Sma, Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah, Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan, 2014. (Bahan Kurikulum 2013)

Penilaian Aspek Pengetahuan pada Kurikulum 2013

Kompetensi siswa pada aspek pengetahuan dapat diukur melalui tes dan nontes. Bentuk tes yang digunakan antara lain adalah tes tertulis (uraian, pilihan ganda, isian, benar salah, dll), tes lisan, dan/atau tes praktik. Sedangkan, bentuk nontes dapat dilakukan melalui tugas-tugas yang diberikan, baik tugas menjawab soal, atau tugas membuat laporan tertulis.

Tes Tulis
Penilaian tertulis atas hasil pembelajaran tetap lazim dilakukan.Tes tertulis terdiri dari memilih atau mensuplai jawaban dan uraian.Memilih jawaban terdiri dari   pilihan ganda, pilihan benar-salah, ya-tidak, menjodohkan, dan sebab-akibat. Mengisijawaban terdiri dari isian atau melengkapi,  jawaban singkat atau pendek, dan uraian. 

Tes tertulis berbentuk uraian atau esai menuntut peserta didik mampu mengingat, memahami, mengorganisasikan, menerapkan, menganalisis, mensintesis, mengevaluasi, dan sebagainya atasmateri yang sudah dipelajari. Tes tertulis berbentuk uraian sebisa mungkin bersifat komprehentif, sehingga mampu menggambarkan ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik. 

Pada tes tertulis berbentuk esai, peserta didik berkesempatan memberikan jawabannya sendiri yang berbeda dengan teman-temannya, namun tetap terbuka memperoleh nilai yang sama. Tes tersulis berbentuk esai/uraian biasanya menuntut dua jenis pola jawaban, yaitu jawaban terbuka (extended-response) atau jawaban terbatas (restricted-response). Hal ini sangat tergantung pada bobot soal yang diberikan oleh guru. Tes semacam ini memberi kesempatan pada guru untuk dapat mengukur hasil belajar peserta didik pada tingkatan yang lebih tinggi atau kompleks. 

Tes Lisan. 
Tes lisan adalah tes yang menuntut siswa memberikan jawaban secara lisan .Pelaksanaan Tes lisan dilakukan dengan mengadakan tanya jawab secara langsung antara pendidik dan peserta didik. Kriteria Tes lisan adalah sbb: 
  1. Tes lisan dapat digunakan jika sesuai dengan kompetensi pada taraf pengetahuan yang hendak dinilai.
  2. Pertanyaan tidak boleh keluar dari bahan ajar yang ada.
  3. Pertanyaan diharapkan dapat mendorong peserta didik dalam mengkontruksi jawabannya sendiri.
  4. disusun dari  pertanyaan yang sederhana ke pertanyaan yang komplek.


Penugasan.
Instrumen penugasan dapat berupa pekerjaan rumah dan/atau proyek yang harus dikerjakan oleh peserta didik, baik secara individu atau kelompok, sesuai dengan karakteristik tugas. Kriteria penugasan adalah sbb:
  1. Tugas mengarah pada pencapaian indikator hasil belajar.
  2. Tugas dapat dikerjakan oleh peserta didik.
  3. Tugas dapat dikerjakan selama proses pembelajaran atau merupakan bagian dari pembelajaran mandiri. 
  4. Pemberian tugas disesuaikan dengan taraf perkembangan peserta didik. 
  5. Materi penugasan harus sesuai dengan cakupan kurikulum. 
  6. Penugasan ditujukan untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menunjukkan kompetensi individualnya meskipun tugas diberikan secara kelompok.
  7. Untuk tugas kelompok, perlu dijelaskan rincian tugas setiap anggota.
  8. Tugasharusbersifat adil (tidak bias gender atau latar belakang sosial ekonomi).
  9. Tampilan kualitas hasil tugas yang diharapkan disampaikan secara jelas.
  10. Penugasan harus mencantumkan rentang waktu pengerjaan tugas.



Sumber : Pembelajaran Mata Pelajaran Fisika. Direktorat Pembinaan Sma, Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah, Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan, 2014

nilai kognitif kurikulum 2013

Berbagai bentuk Penilaian Sikap pada Kurtilas

Penilaian sikap pada Kurtilas (singkatan dari Kurikulum Duaribu Tiga belas) dilakukan melalui pengamatan, jurnal, penilaian diri, dan penilaian antar teman. Pengamatan dapat menggunakan lembar pengamatan dalam bentuk ceklis atau skala likert, dilakukan selama aktivitas pembelajaran berlangsung (dimulai pada kegiatan pendahuluan sampai kegiatan penutup) Pengamatan sikap seperti kerjasama, peduli, dan kesantunan dapat dilakukan pada kegiatan kerja kelompok. Sedangkan pengamatan sikap jujur dan teliti dapat dilakukan saat kegiatan eksperimen (mencoba). Pengamatan sikap melatih ketrampilan peserta didik untuk mempunyai sikap ilmiah. Selama proses pembelajaran, setiap ketrampilan yang muncul dalam diri peserta didik dilakukan penilaian. Ketrampilan yang dimaksud adalah, ketrampilan mengamati, menanya, mendapatkan informasi, mengolah informasi dan mengomunikasikan.

Jurnal adalah catatan guru yang sistematis di dalam dan di luar kelas yang berisi informasi hasil pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan peserta didik berkaitan dengan sikap dan perilaku. Jurnal dapat memuat penilaian peserta didik  terhadap aspek tertentu secara kronologis.Kriteria penilaian jurnal adalah sbb: 
  1. Mengukur capaian kompetensi sikap yang penting.
  2. Sesuai dengan kompetensi dasar dan indikator.
  3. Menggunakan format yang sederhana dan mudah diisi/digunakan.
  4. Dapat dibuat rekapitulasi tampilan sikap peserta didik secara kronologis.
  5. Memungkinkan untuk dilakukannya pencatatan yang sistematis, jelas dan komunikatif.
  6. Format pencatatan memudahkan dalam pemaknaan terhadap tampilan sikap peserta didik
  7. menuntun guru untuk mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan peserta didik.


Penilaian-diri (self-assessment) termasuk dalam rumpun penilaian kinerja. Penilaian diri merupakan suatu teknik penilaian di mana peserta didik diminta untuk menilai dirinya sendiri berkaitan dengan status,  proses dan tingkat pencapaian kompetensi yang dipelajarinya dalam mata pelajaran tertentu. Teknik penilaian diri dapat digunakan untuk mengukur kompetensi kognitif, afektif dan psikomotor. Penilaian ranah sikap misalnya, peserta didik diminta mengungkapkan curahan perasaannya terhadap suatu objek tertentu berdasarkan kriteria atau acuan yang telah disiapkan; Penilaian ranah keterampilan misalnya,  peserta didik diminta untuk menilai kecakapan atau keterampilan yang telah dikuasainya oleh dirinya berdasarkan kriteria atau acuan yang telah disiapkan; Penilaian ranah pengetahuan  misalnya, peserta didik diminta untuk menilai penguasaan pengetahuan dan keterampilan berpikir sebagai hasil belajar dari suatu mata pelajaran tertentu berdasarkan atas kriteria atau acuan yang telah disiapkan. Penilaian diri dilakukan sebelum dilaksanakan ulangan harian.

Teknik penilaian-diri memiliki beberapa manfaat positif. Pertama, menumbuhkan rasa percaya diri peserta didik.Kedua, peserta didik menyadari kekuatan dan kelemahan dirinya. Ketiga, mendorong, membiasakan, dan melatih peserta didik  berperilaku jujur. Keempat, menumbuhkan semangat untuk maju secara personal.

Penilaian antar teman adalah penilaian yang dilakukan terhadap sikap seorang peserta didik oleh seorang (atau lebih) peserta didik lainnya dalam suatu kelas atau rombongan belajar. Penilaian ini merupakan bentuk penilaian untuk melatih peserta didik penilai menjadi pembelajaryang baik. Instrumen sesuai dengan kompetensi  dan indikator yang akan diukur. Kriteria penilaian antar teman adalah sbb:
  1. Indikator dapat dilakukan melalui pengamatan oleh peserta didik
  2. Kriteria penilaian dirumuskan secara simpel atau sederhana
  3. Menggunakan bahasa lugas dan dapat dipahami peserta didik
  4. Menggunakan format penilaian sederhana dan mudah digunakan oleh peserta didik
  5. Kriteria penilaian yang digunakan jelas, tidak berpotensi munculnya penafsiran makna ganda/berbeda 
  6. Indikator menunjukkan  sikap peserta didik dalam situasi yang nyata atau sebenarnya 
  7. Instrumen dapat mengukur target kemampuan yang akan diukur (valid)
  8. memuat indikator kunci atau esensial yang menunjukkan penguasaan satu kompetensi peserta didik 
  9. Indikator menunjukkan sikap yang dapat diukur
  10. Mampu memetakan sikap peserta didik dari kemampuan pada level terendah sampai kemampuan tertinggi. 



sumber Pembelajaran Mata Pelajaran Fisika. Direktorat Pembinaan Sma, Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah, Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan, 2014

bentuk Penilaian Sikap Kurtilas Kurikulum 2013

Tuesday, 29 July 2014

Penilaian Autentik dalam Pembelajaran Fisika

Penilaian autentik (authentic assessment) menurut beberapa sumber sebagaimana tertulis  dalam Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013 adalah sebagai berikut: 

(1) American Library Association mendefinisikan  sebagai proses evaluasi untuk mengukur kinerja, prestasi, motivasi, dan sikap-sikap peserta didik pada aktivitas yang relevan dalam pembelajaran; 

(2) Newton Public School, mengartikan penilaian autentik sebagai penilaian atas produk dan kinerja yang berhubungan dengan pengalaman kehidupan nyata peserta didik; dan 

(3) Wiggins mendefinisikan penilaian autentik sebagai upaya pemberian tugas kepada peserta didik yang mencerminkan prioritas dan tantangan yang ditemukan dalam aktivitas-aktivitas pembelajaran, seperti meneliti, menulis, merevisi dan membahas artikel, memberikan analisis oral terhadap peristiwa, berkolaborasi dengan antar sesama melalui debat, dan sebagainya. 

Penilaian Autentik dalam Pembelajaran


Penilaian autentik memiliki relevansi kuat terhadap pendekatan ilmiah (scientific approach) dalam pembelajaran sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013. Karena penilaian semacam ini mampu menggambarkan peningkatan hasil belajar peserta didik, baik dalam rangka mengobservasi, menalar, mencoba, membangun jejaring, dan lain-lain. Penilaian autentik cenderung fokus pada tugas-tugas kompleks atau kontekstual, memungkinkan peserta didik untuk menunjukkan kompetensi mereka yang meliputi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Oleh karena itu, penilaian autentik sangat relevan dengan pendekatan saintifik dalam pelaksanaan  pembelajaran di SMA.

Penilaian autentik merupakan pendekatan dan instrumen asesment yang memberikan kesempatan sangat luas kepada peserta didik untuk menerapkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang sudah dimilikinya dalam bentuk tugas: membaca dan meringkasnya, eksperimen, mengamati, survei, proyek, makalah, membuat multi media, membuat karangan, dan diskusi kelas.   

Penilaian autentik adalah penilaian kinerja, termasuk di dalamnya penilaian portofolio dan penilaian proyek. Penilaian autentik disebut juga penilaian responsif, suatu metode untuk menilai proses dan hasil belajar peserta didik yang memiliki ciri-ciri khusus, mulai dari mereka yang mengalami kelainan tertentu, memiliki bakat dan minat khusus, hingga yang jenius. Penilaian autentik dapat diterapkan dalam berbagai bidang ilmu seperti seni atau ilmu pengetahuan pada umumnya, dengan orientasi utamanya pada proses dan hasil pembelajaran.

Hasil penilaian autentik dapat digunakan oleh pendidik untuk merencanakan program perbaikan (remedial), pengayaan (enrichment), atau pelayanan konseling. Selain itu, hasil penilaian autentik dapat digunakan sebagai bahan untuk memperbaiki proses pembelajaran.

Penilaian autentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai mulai dari masukan (input), proses, dan keluaran (output) pembelajaran mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Penilaian sikap dilakukan melalui observasi/pengamatan,  jurnal, penilaian diri, dan/atau penilaian antar teman. Penilaian pengetahuan melalui tes tertulis, tes lisan, dan/atau penugasan. Penilaian keterampilan melalui tes praktik, penilaian proyek, dan penilaian portofolio.

sumber: Pembelajaran Mata Pelajaran Fisika. Direktorat Pembinaan Sma, Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah, Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan, 2014

Sunday, 27 July 2014

Pembelajaran Pendekatan Saintifik Dalam Pembelajaran Fisika

Pembelajaran saintifik merupakan pembelajaran yang mengadopsi langkah-langkah saintis dalam membangun pengetahuan melalui metode ilmiah.Model pembelajaran yang diperlukan adalah yang memungkinkan terbudayakannya kecakapan berpikir sains, terkembangkannya “sense of inquiry” dan kemampuan berpikir kreatif siswa (Alfred De Vito, 1989). Model pembelajaran yang dibutuhkan adalah yang mampu menghasilkan kemampuan untuk belajar (Joice & Weil, 1996), bukan saja diperolehnya sejumlah pengetahuan, keterampilan, dan sikap, tetapi yang lebih penting adalah bagaimana pengetahuan, keterampilan, dan sikap itu diperoleh peserta didik (Zamroni, 2000; &Semiawan, 1998).

pembelajaran fisika sma kurikulum 2014




Pembelajaran saintifik tidak hanya memandang hasil belajar sebagai muara akhir, namum pembelajaran saintifik memandang proses pembelajaran merupakan hal yang sangat penting untuk menghasilkan produk pembelajaran secara optimal. Oleh karena itu pembelajaran saintifik menekankan pada keterampilan proses. Model pembelajaran berbasis peningkatan keterampilan proses sains adalah model pembelajaran yang mengintegrasikan keterampilan proses sains ke dalam sistem penyajian materi secara terpadu (Beyer, 1991). Model ini menekankan pada proses pencarian pengetahuan dari pada transfer pengetahuan, peserta didik dipandang sebagai subjek belajar yang perlu dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran, guru hanyalah seorang fasilitator yang membimbing dan mengkoordinasikan kegiatan belajar. Dalam model ini peserta didik diajak untuk melakukan proses pencarian pengetahuan berkenaan dengan materi pelajaran melalui berbagai aktivitas proses sains sebagaimana dilakukan oleh para ilmuwan (scientist) dalam melakukan penyelidikan ilmiah (Nur, 1998), dengan demikian peserta didik diarahkan untuk menemukan sendiri berbagai fakta, membangun konsep, menemukan prinsip, dan nilai-nilai baru yang diperlukan untuk kehidupannya. Fokus proses pembelajaran diarahkan pada pengembangan keterampilan peserta didik dalam mengolah pengetahuan, menemukan dan mengembangkan sendiri fakta, konsep, dan nilai-nilai yang diperlukan (Semiawan, 1992).


Model ini juga tercakup penemuan makna (meanings), organisasi, dan struktur dari ide atau gagasan, sehingga secara bertahap siswa belajar bagaimana mengorganisasikan dan melakukan penelitian. Pembelajaran berbasis keterampilan proses sains menekankan pada kemampuan peserta didik dalam menemukan sendiri (discover) pengetahuan yang didasarkan atas pengalaman belajar, hukum-hukum, prinsip-prinsip dan generalisasi, sehingga lebih memberikan kesempatan bagi berkembangnya keterampilan berpikir tingkat tinggi (Houston, 1988). Dengan demikian peserta didik lebih diberdayakan sebagai subjek belajar yang harus berperan aktif dalam memburu informasi dari berbagai sumber belajar, dan guru lebih berperan sebagai organisator dan fasilitator pembelajaran.


Model pembelajaran berbasis keterampilan proses sains berpotensi membangun kompetensi dasar hidup siswa melalui pengembangan keterampilan proses sains, sikap ilmiah, dan proses konstruksi pengetahuan secara bertahap. Keterampilan proses sains pada hakikatnya adalah kemampuan dasar untuk belajar (basic learning tools) yaitu kemampuan yang berfungsi untuk membentuk landasan pada setiap individu dalam mengembangkan diri (Chain and Evans, 1990).


Sesuai dengan karakteristik fisika sebagai bagian dari natural science, pembelajaran fisika harus merefleksikan kompetensi sikap ilmiah, berfikir ilmiah, dan keterampilan kerja ilmiah. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan melalui proses mengamati, menanya, mencoba/mengumpulkan data, mengasosiasi/menalar, dan mengomuni-kasikan.

  1. Kegiatan mengamati bertujuan agar pembelajaran berkaitan erat dengan konteks situasi nyata yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Proses mengamati fakta atau fenomena mencakup mencari informasi, melihat, mendengar, membaca, dan atau menyimak.
  2. Kegiatan menanya dilakukan sebagai salah satu proses membangun pengetahuan siswa dalam bentuk konsep, prisnsip, prosedur, hukum dan teori, hingga berpikir metakognitif. Kegiatan menanya dilakukan oleh peserta didik  dan dapat dibantu  guru dengan mengajukan pertanyaan yang dapat memprovokasi peserta didik untuk mau dan mampu mengajukan pertanyaan terhadap pokok materi yang dipelajarinya. Tujuannya agar peserta didik memiliki kemapuan berpikir tingkat tinggi (critical thingking skill) secara kritis, logis, dan sistematis. Proses menanya dilakukan melalui kegiatan diskusi dan kerja kelompok serta diskusi kelas. Praktik diskusi kelompok memberi ruang kebebasan mengemukakan ide/gagasan dengan bahasa sendiri, termasuk dengan menggunakan bahasa daerah.
  3. Kegiatan mencoba/mengumpulkan data bermanfaat untuk meningkatkan keingintahuan peserta didik untuk memperkuat pemahaman konsep dan prinsip/prosedur dengan mengumpulkan data, mengembangkan kreatifitas, dan keterampilan kerja ilmiah. Kegiatan ini mencakup merencanakan, merancang, dan melaksanakan eksperimen, serta memperoleh, menyajikan, dan mengolah data. Pemanfaatan sumber belajar termasuk mesin komputasi dan otomasi sangat disarankan dalam kegiatan ini.
  4. Kegiatan mengasosiasi/menalar bertujuan untuk membangun kemampuan berpikir dan bersikap ilmiah. Data yang diperoleh dibuat klasifikasi, diolah, dan ditemukan hubungan-hubungan yang spesifik. Kegiatan dapat dirancang oleh guru melalui situasi yang direkayasa dalam kegiatan tertentu sehingga peserta didik melakukan aktifitas antara lain menganalisis data, mengelompokan, membuat kategori, menyimpulkan, dan memprediksi/mengestimasi dengan memanfaatkan lembar kerja diskusi atau praktik. Hasil kegiatan mencoba dan mengasosiasi memungkinkan peserta didik berpikir kritis tingkat tinggi (higher order thinking skills) hingga berpikir metakognitif.
  5. Kegiatan mengomunikasikan adalah sarana untuk menyampaikan hasil konseptualisasi dalam bentuk lisan, tulisan, gambar/sketsa, diagram, atau grafik. Kegiatan ini dilakukan agar peserta didik mampu mengomunikasikan pengetahuan, keterampilan, dan penerapannya, serta kreasi peserta didik melalui presentasi,  membuat laporan, dan/ atau unjuk karya.


Kelima pengalaman belajar (mengamati, menanya, mengumpulkan data, mengasosiasi dan mengomunikasikan) tersebut harus dibelajarkan kepada peserta didik melalui model-model pembelajaran yang sesuai dengan materi Fisika.

Model-model tersebut antara lain, Inquiry Based Learning, Discovery Based Learning, Problem Based Learning, dan Project Based Learning.

Pemilihan model-model pembelajaran di atas sebagai pelaksanaan pendekatan saintifik dalam pembelajaran memerlukan analisis yang cermat sesuai dengan karakteristik kompetensi dan kegiatan pembelajaran dalam silabus. Pemilihan model pembelajaran mempertimbangkan hal-hal berikut;

  1. Karakteristik pengetahuan yang dikembangkan menurut kategori pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural. Untuk pengetahuan faktual dan konsepetual, guru dapat memilih Discovery Learning, sedangkan untuk  pengetahuan prosedural Project Based Learning dan Problem Based Learning.
  2. Karakteristik keterampilan yang tertuang pada rumusan kompetensi dasar dari KI- 4. Untuk keterampilan abstrak, guru dapat memilih Discovery Learning dan Problem Based Learning, sedangkan untuk keterampilan konkrit menggunakan Project Based Learning. 
  3. Karakteristik sikap yang dikembangkan, baik sikap religious (KI-1) maupun sikap sosial (KI-2)

Agar pembelajaran terus menerus membangkitkan kreativitas dan keingintahuan peserta didik, kegiatan pembelajaran berbasisis kompetensi dilakukan dengan langkah sebagai berikut.

  1. Menyajikan atau mengajak peserta didik mengamati fakta atau fenomena baik secara langsung dan/ atau rekonstruksi sehingga siswa mencari informasi, membaca, melihat, mendengar, atau menyimak fakta/fenomena tersebut
  2. Memfasilitasi diskusi dan tanya jawab dalam menemukan konsep, prinsip, hukum,dan teori
  3. Mendorong peserta didik aktif mencoba melaluikegiatan eksperimen
  4. Memaksimalkan pemanfaatan tekonologi dalam mengolah data, mengembangkan penalaran dan memprediksi fenomena   
  5. Memberi kebebasan dan tantangan kreativitas dalam mengomunikasikan sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dimiliki melalui presentasi dan/atau unjuk karya dengan aplikasi pada situasi baru yang terduga sampai tak terduga.

sumber: Pembelajaran Mata Pelajaran Fisika. Direktorat Pembinaan Sma, Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah, Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan, 2014


Monday, 14 July 2014

Hakekat IPA (Fisika)

IPA atau ilmu pengetahuan alam adalah ilmu yang pokok bahasannya adalah alam dengan segala isinya. Hal yang dipelajari dalam IPA adalah sebab-akibat, hubungan kausal dari kejadian-kejadian yang terjadi di alam. 

hakikat ipa fisika


Menurut Powler (Winataputra dkk. 1993) IPA adalah ilmu yang sistematis dan dirumuskan yang berhubungan dengan gejala-gejala kebendaan dan didasarkan terutama atas pengamatan induksi.

Carin dan Sund (1993) mendefinisikan IPA sebagai pengetahuan yang sistematis atau tersusun secara teratur, berlaku umum, dan berupa kumpulan data hasil observasi dan eksperimen. Sesuai dengan kenyataan bahwa aktivitas dalam IPA selalu berhubungan dengan percobaan-percobaan yang membutuhkan keterampilan dan kerajinan. Dengan demikian IPA bukan hanya kumpulan pengetahuan tentang benda tak hidup dan makhluk hidup, tetapi menyangkut cara kerja, cara berpikir, dan cara memecahkan masalah. Ilmuwan IPA selalu tertarik dan penuh perhatian terhadap peristiwa alam, selalu ingin mengetahui apa, bagaimana, dan mengapa tentang suatu gejala alam dan hubungan kausalnya.

Di dalam IPA, terdapat tiga unsur utama, yaitu sikap, proses atau metodologi, dan hasil yang satu sama lain tidak dapat dipisahkan. Sikap dalam hal ini adalah sikap manusia yang selalu ingin tahu tentang benda-benda, makhluk hidup, hubungan sebab-akibatnya, akan menimbulkan permasalahan-permasalahan yang selalu ingin
dipecahkan dengan prosedur yang benar. Prosedur tersebut meliputi metode ilmiah. Metode ilmiah mencakup hipotesis, pembuatan desain eksperimen atau evaluasi atau pengukuran, dan akhirnya menghasilkan suatu produk berupa fakta, prinsip, teori, hukum, dan sebagainya.

IPA yang saat ini berkembang disebut sebagai IPA modern. Berbeda dengan IPA sebelumnya, pada IPA modern digunakan matematika atau statistika dalam pengukuran dan perhitungan untuk menetapkan kebenaran. IPA yang demikian disebut juga dengan IPA kuantitatif, sedangkan IPA yang tidak menggunakan
matematika atau statistika untuk menentukan kebenaran disebut IPA kualitatif. Pada IPA kuantitatif kebenaran ilmiah atas suatu konsep diperoleh bila konsep atau pernyataan tersebut telah sesuai dengan objek atas dasar pengamatan.

Hakekat IPA (Fisika)

Fisika dapat dipandang sebagai sebuah produk, proses dan perubahan sikap. 

Jika dipandang sebagai sebuah produk maka yang kita lihat Fiska adalah sekumpulan fakta, konsep, hukum/prinsip, rumus dan teori yang harus kita pelajari dan fahami. 

Fisika berisi fenomena, dugaan, hasil-hasil: pengamatan, pengukuran dan penelitian yang dipublikasikan, jika kita melihatnya sebagai sebuah proses. 

Jika dilihat sebagai suatu perubahan sikap, maka Fisika akan berisi rasa ingin tahu, kepedulian, tanggung jawab, kejujuran, keterbukaan dan kerjasama. 

Seseorang yang membelajarkan dirinya dan orang lain dalam bidang fisika, seharusnya tidak memilih salah satu dari pandangan tersebut. Ketiga pandangan tersebut harus dipilih sebagai satu kesatuan sehingga proses pembelajaran dapat menghasilkan siswa yang berkompetensi tinggi. Hasil yang baik dari suatu proses pembelajaran akan ditentukan oleh kesesuaian antara bahan ajar dengan model pembelajaran yang dipilih guru. 

Sumber: Hakikat IPA (Fisika) , Hakikat IPA (Ilmu Pengetahuan Alam), Purwanto.

Monday, 23 June 2014

Kompetensi Dasar Fisika SMA Kelas XII

Kompetensi Dasar mata pelajaran fisika kelas XII SMA pada Kurikulum 2013 adalah sebagai berikut:

Kompetensi Inti 1 (K-1):
1. Menghayati dan mengamalkan  ajaran agama yang dianutnya

Kompetensi Dasar (KD):
1.1  Bertambah keimanannya dengan menyadari hubungan keteraturan dan kompleksitas alam dan jagad raya terhadap kebesaran Tuhan yang menciptakannya
1.2  Menyadari kebesaran Tuhan yang menciptakan keseimbangan perubahan medan listrik dan medan magnet yang saling berkaitan sehingga memungkinkan manusia mengembangkan teknologi untuk mempermudah kehidupan

Kompetensi Inti 2 (K-2):
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, 
toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

Kompetensi Dasar (KD):
2.1  Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti; cermat; tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan percobaan dan berdiskusi
2.2  Menghargai kerja individu dan kelompok dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi melaksanakan percobaan dan melaporkan hasil percobaan 

Kompetensi Inti 3 (K-3):
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah

Kompetensi Dasar (KD):
3.1  Menerapkan konsep dan prinsip gelombang bunyi dan cahaya dalam teknologi
3.2  Mengevaluasi prinsip kerja peralatan listrik searah (DC) dalam kehidupan sehari-hari
3.3  Menganalis gaya listrik, kuat medan listrik, fluks, potensial listrik, energi potensial listrik serta penerapannya pada berbagai kasus
3.4  Menganalisis induksi magnet dan gaya magnetik pada berbagai produk teknologi
3.5  Memahami fenomena induksi elektromagnetik berdasarkan percobaan
3.6  Menganalisis rangkaian arus bolak-balik (AC) serta penerapannya
3.7  Mengevaluasi pemikiran dirinya tentang radiasi elektromagnetik, pemanfaatannya dalam teknologi dan dampaknya pada kehidupan
3.8  Memahami fenomena efek fotolistrik dan sinar X dalam kehidupan sehari-hari
3.9  Memahami transmisi dan penyimpanan data dalam bentuk digital dan penerapannya dalam teknologi informasi dan komunikasi
3.10  Memahami karakteristik inti atom, radioaktivitas, dan pemanfaatannya dalam teknologi
3.11  Memahami keterbatasan sumber daya energi dan dampaknya bagi kehdupan


Kompetensi Inti 4 (K-4):
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

Kompetensi Dasar (KD):
4.1  Merencanakan dan melaksanakan percobaan interferensi gelombang cahaya
4.2  Merencanakan dan melaksanakan percobaan untuk menyelidiki prinsip kerja rangkaian listrik searah (DC)
4.3  Menyajikan data dan informasi tentang kapasitor dan manfaatnya dalam kehidupan sehari
4.4  Melaksanakan pengamatan induksi magnet dan gaya magnetik disekitar kawat berarus listrik
4.5  Mencipta produk sederhana dengan menggunakan prinsip induksi elektromagnetik
4.6  Memecahkan masalah terkait rangkaian arus bolak-balik (AC) dalam kehidupan sehari-hari.
4.7  Menyajikan hasil analisis tentang radiasi elektromagnetik, pemanfaatannya dalam teknologi, dan dampaknya pada kehidupan
4.8  Menyajikan hasil analisis data tentang penerapan efek fotolistrik dan sinar X dalam kehidupan sehari-hari
4.9  Menyajikan hasil penelusuran informasi tentang transmisi dan penyimpanan data dalam bentuk digital dan penerapannya dalam teknologi informasi dan komunikasi
4.10  Menyajikan informasi tentang pemanfaatan radioaktivitas dan dampaknya bagi kehidupan
4.11  Menyajikan ide/gagasan pemecahan masalah keterbatasan sumber daya energi, energi alternatif, dan dampaknya bagi kehdupan


Sumber: Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor  69 Tahun 2013 Tentang Kerangka Dasar  Dan  Struktur  Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah

kurikulum 2013



Kompetensi Dasar Fisika SMA Kelas XI

Kompetensi Dasar mata pelajaran fisika kelas XI SMA pada Kurikulum 2013 adalah sebagai berikut:

Kompetensi Inti 1 (K-1):
1. Menghayati dan mengamalkan  ajaran agama yang dianutnya

Kompetensi Dasar (KD):
1.1  Bertambah keimanannya dengan menyadari hubungan keteraturan dan kompleksitas alam dan jagad raya terhadap kebesaran Tuhan yang menciptakannya
1.2  Menyadari kebesaran Tuhan yang mengatur karakteristik fenomena benda titik dan benda tegar, fluida, gas dan gejala gelombang


Kompetensi Inti 2 (K-2):
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, 
toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

Kompetensi Dasar (KD):
2.1  Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti; cermat; tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan percobaan dan berdiskusi
2.2  Menghargai kerja individu dan kelompok dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi melaksanakan percobaan dan melaporkan hasil percobaan 


Kompetensi Inti 3 (K-3):
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah

Kompetensi Dasar (KD):
3.1  Menganalisis gerak parabola dan gerak melingkar dengan menggunakan vektor
3.2 Mengevaluasi pemikiran dirinya terhadap  keteraturan gerak planet dalam tatasurya berdasarkan  hukumhukum Newton
3.3 Menganalisis  konsep  energi,  usaha, hubungan usaha dan perubahan energi, dan  hukum  kekekalan  energi  untuk menyelesaikan  permasalahan  gerak dalam kejadian sehari-hari
3.4 Menganalisis hubungan antara gaya dan gerak getaran
3.5 Menerapkan  konsep  momentum  dan impuls,  serta  hukum  kekekalan momentum  dalam  kehidupan sehari-hari
3.6 Menerapkan  konsep  torsi,  momen inersia,  titik  berat,  dan  momentum sudut  pada  benda  tegar  (statis  dan dinamis) dalam kehidupan sehari-hari
3.7 Menerapkan  prinsip  fluida  dinamik dalam teknologi
3.8 Memahami  teori  kinetik  gas  dalam menjelaskan  karakteristik  gas  pada ruang tertutup.
3.9 Menganalisis  gejala  pemanasan  global dan  dampaknya  bagi  kehidupan  dan lingkungan
3.10 Menganalisis  gejala  dan  ciri-ciri gelombang secara umum
3.11 Menganalisis  besaran-besaran  fisis gelombang  stasioner  dan  gelombang berjalan pada berbagai kasus nyata


Kompetensi Inti 4 (K-4):
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

Kompetensi Dasar (KD):
4.4 Merencanakan dan melaksanakan percobaan  getaran  harmonis  pada ayunan bandul dan getaran pegas
4.5 Memodifikasi  roket  sederhana  dengan menerapkan  hukum  kekekalan momentum
4.6 Merencanakan  dan  melaksanakan percobaan titik berat  dan  keseimbangan benda tegar
4.7 Memodifikasi  ide/gagasan  proyek sederhana yang menerapkan  prinsip dinamika fluida
4.8 Menyajikan ide/gagasan pemecahan masalah gejala pemanasan global dan dampaknya bagi kehidupan  dan lingkungan
4.9 Menyelidiki  karakteristik  gelombang mekanik melalui percobaan
4.10 Memecahkan masalah dengan menggunakan metode ilmiah terkait dengan konsep dan prinsip gelombang bunyi

Sumber: Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor  69 Tahun 2013 Tentang Kerangka Dasar  Dan  Struktur  Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah

Kompetensi Dasar Fisika SMA Kelas XI



Sunday, 22 June 2014

Kompetensi Dasar Fisika SMA Kelas X

Kompetensi Dasar mata pelajaran fisika kelas X SMA pada Kurikulum 2013 adalah sebagai berikut:

Kompetensi Inti 1 (K-1):
1. Menghayati dan mengamalkan  ajaran agama yang dianutnya

Kompetensi Dasar (KD):
1.1  Bertambah keimanannya dengan menyadari hubungan keteraturan dan kompleksitas alam dan jagad raya terhadap kebesaran Tuhan yang menciptakannya
1.2  Menyadari kebesaran Tuhan yang mengatur karakteristik fenomena gerak, fluida, kalor dan optik

Kompetensi Inti 2 (K-2):
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

Kompetensi Dasar (KD):
2.1  Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti; cermat; tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan percobaan dan berdiskusi
2.2  Menghargai kerja individu dan kelompok dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi melaksanakan percobaan dan melaporkan hasil percobaan 

Kompetensi Inti 3 (K-3):
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah

Kompetensi Dasar (KD):
3.1  Memahami hakikat fisika dan prinsip-prinsip pengukuran (ketepatan, ketelitian, dan aturan angka penting)
3.2  Menerapkan prinsip penjumlahan vektor (dengan pendekatan geometri)
3.3  Menganalisis besaran-besaran fisis pada gerak lurus dengan kecepatan konstan dan gerak lurus dengan percepatan konstan
3.4  Menganalisis hubungan antara gaya, massa, dan gerakan benda pada gerak lurus
3.5  Menganalisis besaran fisis pada gerak melingkar dengan laju konstan dan penerapannya dalam teknologi
3.6  Menganalisis sifat elastisitas bahan dalam kehidupan sehari hari
3.7  Menerapkan hukum-hukum pada fluida statik dalam kehidupan sehari-hari
3.8  Menganalisis pengaruh kalor dan perpindahan kalor pada kehidupan sehari-hari
3.9  Menganalisis cara kerja alat optik menggunakan sifat pencerminan dan pembiasan cahaya oleh cermin dan lensa


Kompetensi Inti 4 (K-4):
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

Kompetensi Dasar (KD):
4.1 Menyajikan hasil pengukuran besaran fisis dengan menggunakan peralatan  dan teknik  yang  tepat untuk suatu penyelidikan ilmiah
4.2  Merencanakan  dan  melaksanakan percobaan  untuk  menentukan  resultan vektor
4.3  Menyajikan  data  dan  grafik  hasil percobaan  untuk  menyelidiki  sifat  gerak benda yang  bergerak lurus  dengan kecepatan  konstan  dan  gerak  lurus dengan percepatan konstan
4.4 Merencanakan  dan  melaksanakan percobaan untuk menyelidiki hubungan gaya, massa, dan percepatan dalam gerak lurus
4.5  Menyajikan  ide/gagasan  terkait  gerak melingkar  (misalnya  pada  hubungan roda-roda) 
4.6  Mengolah  dan  menganalisis  hasil percobaan   tentang  sifat  elastisitas  suatu bahan
4.7 Merencanakan dan melaksanakan percobaan yang memanfaatkan sifat-sifat fluida  untuk  mempermudah suatu pekerjaan 
4.8  Merencanakan dan  melaksanakan percobaan  untuk  menyelidiki karakteristik  termal  suatu  bahan, terutama  kapasitas  dan  konduktivitas kalor
4.9  Menyajikan  ide/rancangan  sebuah  alat optik  dengan menerapkan prinsip pemantulan  dan  pembiasan pada  cermin dan lensa

Sumber: Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor  69 Tahun 2013 Tentang Kerangka Dasar Dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah

Kompetensi Dasar Fisika SMA Kelas X